Menanggapi beredarnya selebaran anti-Muslim baru-baru ini puluhan organisasi gereja dan lembaga keagamaan di Amerika menyatakan solidaritas dengan warga Muslim dan menentang semua bentuk kekerasan, baik ujaran maupun perbuatan.
“Kami khawatir dengan gelombang beredarnya selebaran anti-Muslim, yang berbunyi “Punish a Muslim Day” atau “Hari Menghukum Seorang Muslim” pada tanggal 3 April, yang telah menimbulkan kekhawatiran di beberapa kota di Amerika dan di media sosial.”
Demikian antara lain bunyi siaran pers dari organisasi multi-agama dan kepercayaan yang tergabung dalam wadah yang menamakan diri “Shoulder to Shoulder Multi-Faith Response to April 3rd Punish a Muslim Day” (Tanggapan Bahu-Membahu Multi-Agama terhadap “Hari Menghukum Seorang Muslim”). Selebaran ini awalnya muncul di London, Inggris.
Organisasi terdiri dari 34 persekutuan gereja, organisasi keagamaan dan kepercayaan itu selanjutnya menyatakan “Kami berdiri bahu-membahu dalam solidaritas dengan tetangga Muslim kami untuk menentang semua bentuk ujaran kebencian dan kekerasan, dan menegaskan kembali komitmen kami terhadap kelompok-kelompok agama dari seluruh lapisan masyarakat untuk bekerja bersama bagi komunitas yang inklusif dan saling menghormati.”
Ditegaskan bahwa kebencian tidak memiliki tempat di Amerika Serikat, dan tidak boleh ada orang yang merasa takut akan keselamatan mereka karena penampilan, asal-usul, atau bagaimana mereka berdoa. Siaran itu juga mengatakan, “bersama-sama, kita harus bekerja keras untuk menjunjung tinggi cita-cita nasional kita tentang martabat, kesetaraan, dan kebebasan beragama bagi semua.”
Di antara ke-34 organisasi keagamaan itu adalah Persekutuan Gereja-Gereja Baptis di Amerika, Gereja Kristen Murid Kristus, Gereja Reformis Amerika, Gereja Episcopal, Gereja Lutheran, Gereja Presbyterian, Persekutuan Biarawati Belas Kasih, Konferensi Waligereja (Katholik) Amerika, Masyarakat Muslim Amerika Utara (ISNA), Dewan Hubungan Masyarakat Yahudi, Seminari Teologi Yahudi, dan Gereja Kristus Bersatu. [lt]