Perseteruan Apple dan FBI Berlanjut di Sidang Dengar Kongres AS

Direktur FBI James Comey,didampingi Direktur Intelijen Nasional James Clapper, di sidang dengar Komite Intelijen DPR AS

Perusahaan teknologi Apple dan FBI saling berhadapan dalam sidang dengar Kongres hari Selasa (1/3) terkait perintah dari pemerintah kepada Apple untuk membantu membuka sandi iPhone yang digunakan oleh dua teroris yang membunuh 14 orang dalam serangan di San Bernardino – California pada 2 Desember 2015 lalu. Apple mengatakan permintaan itu akan menjadi preseden berbahaya.

Sidang dengar itu berlangsung di tengah perdebatan yang lebih luas tentang meningkatnya penggunaan enkripsi untuk mengamankan komunikasi. Apple dan beberapa perusahaan teknologi lain menginginkan enkripsi yang kuat untuk melindungi pelanggan mereka. Sementara FBI ingin anggota-anggota Kongres meloloskan langkah baru yang akan memberi petugas penegak hukum perangkat yang sah untuk mengakses data terenkripsi guna menyelidiki kejahatan-kejahatan serius.

“Kasus San Bernardino adalah tentang kasus ini. Ini jelas menunjukkan isu yang lebih luas dan tentu saja sedang disimak dengan sangat seskama oleh para hakim dan pihak-pihak lain yang sedang berperkara. Tetapi ini tentang kasus tersebut dan upaya melakukan pekerjaan yang kompeten untuk memahami apakah ada pihak dan petunjuk lain dari data di telfon pelaku penembakan itu,” ujar Direktur FBI James Comey.

Wakil Apple mengatakan permintaan FBI itu bisa melemahkan keamanan seluruh iPhone.

“Perangkat yang diminta untuk kami ciptakan itu akan aktif pada iPhone apapun yang digunakan saat ini. Ini hal biasa. Prinsip-prinsipnya sama. Jadi bayangan seakan-akan ini hanya soal membuka satu sandi atau ada beberapa kategori sandi yang tidak bisa dibuka dengan perangkat yang mereka minta kami ciptakan, adalah salah kaprah,”demikian penjelasan dari penasihat hukum Apple Bruce Sewell.

Memenuhi permintaan FBI akan menjadi preseden berbahaya, ujar pakar keamanan dunia maya Mark Rotenberg – yang berbicara dengan VOA melalui Skype.

“Begitu Anda mengikuti prinsip itu, akan sangat sulit bagi pemerintah Amerika untuk mengatakan bahwa negara lain tidak boleh melakukan hal itu. Misalnya saja China, Rusia, semuanya bisa mengatakan kepada operator layanan dan perusahaan-perusahaan mereka: “kita memiliki penyelidikan serius. Ini meningkatkan keprihatinan dan kita membutuhkan bantuan Anda. Tolong buka piranti ini sehingga kami bisa mengaksesnya,” ujar Mark Rotenberg.

Beberapa anggota Kongres mengatakan keamanan dan privasi sama pentingnya bagi warga Amerika.

“Semakin lama perlindungan yang sukses dan efektif piranti ini untuk melindungi privasi dan melindungi kepentingan bisnis semakin baik, dan lebih menyulitkan para penegak hukum. Ini pertanyaan tentang bagaimana menyeimbangkannya hal ini dan ini pertanyaan yang harus kita hadapi,” ujar anggota Kongres, Jerry Nadler.

Sementara Kongres mempertimbangkan hukum aturan baru, Apple dan FBI akan melanjutkan pertarungan mereka di pengadilan. [em/jm]