Pertumbuhan Ekspor Juni China Lampaui Prakiraan

Bendera China terlihat di depan kendaraan konstruksi selama China Import and Export Fair, juga dikenal sebagai Canton Fair, di selatan kota Guangzhou, China 16 April 2018. (Foto: REUTERS/Tyrone Siu)

Ekspor China tumbuh jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan pada bulan Juni karena permintaan global yang kuat yang didorong oleh pelonggaran langkah-langkah lockdown dan gerakan vaksinasi di berbagai penjuru dunia melampaui perebakan virus dan penundaan di pelabuhan.

Pertumbuhan impor juga melampaui ekspektasi, meskipun lajunya menurun pada bulan Mei, dengan nilai impor naik yang didorong oleh tingginya harga bahan baku, menurut data bea cukai hari Selasa (13/7).

Karena upaya-upaya Beijing yang lebih awal dalam menanggulangi pandemi daripada mitra-mitranya, eksportir terbesar di dunia ini berhasil mencapai kebangkitan ekonomi yang kuat setelah mengalami pelambanan yang dipicu oleh wabah virus corona dalam beberapa bulan pertama tahun 2020.

Nilai ekspor dalam dolar naik 32,2 persen pada bulan Juni dibandingkan dengan setahun sebelumnya, dan naik dari pertumbuhan 27.9 persen pada bulan Mei. Para analis yang disurvei Reuters sebelumnya memprediksi kenaikan 23,1 persen.

“Ekspor secara mengejutkan naik pada bulan Juni, mengurangi dampak penutupan sementara pelabuhan Shenzhen dan hambatan rantai pasokan lainnya,” kata Louis Kuijs, kepala bidang ekonomi Asia di Oxford Economics.

BACA JUGA: AS Batasi Ekspor Lima Perusahaan China yang Langgar HAM

Kinerja perdagangan China telah mengalami beberapa tekanan dalam beberapa bulan ini, terutama karena kekurangan semikonduktor global, kemacetan logistik, serta kenaikan harga bahan baku dan biaya pengiriman.

Namun, pelonggaran langkah-langkah lockdown global terkait COVID-19 dan gerakan vaksinasi tampaknya mendukung kenaikan kuat dalam permintaan barang-barang China di seluruh dunia.

Angka ekspor yang kuat bulan lalu menegaskan sejumlah survei pabrik yang kuat di luar negeri. Pengukuran terhadap aktivitas pabrik AS naik mencapai rekor pada bulan Juni, sementara pertumbuhan di zona Euro meningkat dengan laju tercepat dalam 15 tahun.

Pekerja memuat barang untuk diekspor ke crane di pelabuhan di Lianyungang, Provinsi Jiangsu, China, 7 Juni 2019. (Foto: Reuters)

Data juga menunjukkan impor naik 36,7 persen bulan lalu dibandingkan angka setahun sebelumnya, melampaui perkiraan 30,0 persen, tetapi menurun dari pencapaian 51,1 persen pada bulan Mei, yang merupakan laju pertumbuhan impor tertinggi dalam satu dekade.

Juru bicara administrasi bea cukai China Li Kuiwen mengatakan perdagangan negaranya mungkin melamban pada semester kedua 2021, terutama mencerminkan dampak statistik dari tingkat pertumbuhan yang tinggi pada tahun lalu.

Li, yang berbicara pada konferensi pers di Beijing, juga mengatakan bahwa risiko inflasi impor dapat ditangani, tetapi perdagangan China masih menghadapi ketidakpastian karena pandemi global.

BACA JUGA: China-Malaysia Sepakati Kerja Sama “Belt and Road”

“Tetapi secara keseluruhan kami pikir perdagangan luar negeri China dalam semester kedua masih memiliki harapan mencapai pertumbuhan yang relatif pesat,” ujarnya.

China mencatat surplus perdagangan 51,53 miliar dolar bulan lalu, dibandingkan dengan prakiraan 44,2 miliar dolar surplus dan nilai surplus pada bulan Mei yang mencapai 45,54 miliar dolar.

Surplus perdagangan China dengan AS membengkak menjadi 32,58 miliar dolar dalam bulan Juni, menurut perhitungan Reuters berdasarkan data bea cukai, naik dari 31,78 miliar dolar pada bulan Mei. [uh/ab]