Perundingan tiga hari antara delegasi Taliban yang dipimpin Menteri Luar Negeri Amir Khan Muttaqi, pemerintah Norwegia dan beberapa negara sekutu, telah dimulai di Oslo di tengah memburuknya situasi kemanusiaan di
Afghanistan.
Pertemuan tertutup yang dimulai Minggu (23/1) itu telah memicu perdebatan mengenai apakah negara-negara Barat itu melegitimasi pemerintahan Taliban.
BACA JUGA: Taliban dan Para Pemuka Masyarakat Afghanistan Bertemu di NorwegiaWakil menteri kebudayaan dan informasi Taliban mencuit sebuah pesan suara dari Muttaqi, menyatakan harapan bahwa perundingan di Norwegia itu akan menjadi "gerbang bagi hubungan yang positif dengan Eropa."
Norwegia menekankan bahwa pertemuan itu bukan berarti "pengakuan terhadap Taliban," tapi seorang pejabat Taliban mengatakan itu merupakan langkah pertama menuju arah itu.
Sementara itu, 200 demonstran berunjuk rasa di depan Kementerian Luar Negeri Norwegia di Oslo untuk mengecam pertemuan dengan Taliban, yang belum menerima pengakuan diplomatik dari negara manapun.
BACA JUGA: Pakar PBB Tuduh Taliban Terus Berusaha Hapus Peran PerempuanPara pemimpin Taliban bertemu dengan beberapa aktivis hak-hak perempuan dan HAM pada Minggu (23/1), tapi belum ada pernyataan resmi mengenai pertemuan itu.
Mulai Senin (24/1), perwakilan Taliban akan bertemu dengan para delegasi dari negara-negara Barat dan kemungkinan besar akan menuntut agar 10 milyar dolar yang dibekukan oleh AS dan negara-negara Barat lain segera dicairkan di tengah memburuknya situasi kemanusiaan di negara itu. [vm/rs]