Perusahaan Perangkat Lunak Rusia Kaspersky Tinggalkan AS

FILE -Kantor pusat Kaspersky Lab, perusahaan pengembangan perangkat lunak antivirus terkemuka Rusia, di Moskow, 25 Oktober 2017. (Kirill KUDRYAVTSEV / AFP)

Perusahaan keamanan siber global asal Rusia, Kaspersky, mengumumkan pada Selasa (16/7) bahwa mereka akan menghentikan operasinya di AS setelah Washington menjatuhkan sanksi terhadap pejabat seniornya dan melarang penjualan perangkat lunak antivirus populernya.

Washington membenarkan keputusan tersebut dengan alasan dugaan hubungan Kaspersky dengan pemerintah Rusia. Namun, perusahaan tersebut dengan tegas membantahnya.

Kaspersky mengatakan bahwa pihaknya mengambil "keputusan yang menyedihkan, tetapi sulit" setelah hampir 20 tahun beroperasi di Amerika Serikat, karena "tidak ada lagi peluang untuk menjalankankan bisnis ini di sana."

BACA JUGA: AS Jatuhkan Sanksi terhadap Pemimpin Perusahaan Perangkat Lunak Rusia, Kaspersky

“Mulai 20 Juli 2024, Kaspersky akan secara bertahap menghentikan operasinya di AS dan menghapus posisi yang berbasis di AS,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke AFP.

Perusahaan masih dapat melakukan beberapa aktivitas hingga 29 September.

Kaspersky didirikan pada 1997 oleh Eugene Kaspersky yang lahir di Rusia. Sebagai salah satu dari sedikit perusahaan IT Rusia yang sukses secara internasional, perusahaan ini memiliki lebih dari 400 juta pengguna produk.

Kaspersky belajar di akademi badan intelijen Rusia, KGB, dan kemudian bekerja di Kementerian Pertahanan.

BACA JUGA: AS Larang Piranti Lunak Antivirus Rusia “Kaspersky”

Keputusan ini diambil setelah Departemen Perdagangan AS mengumumkan larangan penjualan dan distribusi produk Kaspersky di AS pada 20 Juni, tambah perusahaan tersebut.

Bulan lalu, AS juga menjatuhkan sanksi terhadap 12 pimpinan tertinggi Kaspersky Lab.

Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa penggunaan perangkat lunak perusahaan tersebut "menimbulkan risiko keamanan nasional" karena "kemampuan siber ofensif dan kapasitas pemerintah Rusia untuk mempengaruhi atau mengarahkan operasi Kaspersky".

Keputusan itu adalah kali pertama dilakukan sejak perintah eksekutif yang dikeluarkan pada masa kepemimpinan Donald Trump memberikan kekuasaan kepada Departemen Perdagangan AS untuk menyelidiki apakah perusahaan tertentu dapat menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional.

Kaspersky berkomitmen untuk terus beroperasi, menyatakan bahwa "prioritas utama kami tetap sama, melindungi pelanggan di mana pun dari ancaman siber." [ah/es]