Iringan perkusi Sabtu sore itu (19/11), menandai dibukanya pesta tahunan Urban Fest 2011. Pesta anak-anak muda tidak hanya dari diikuti peserta dari Jakarta saja, namun juga dari sejumlah kota di Indonesia bahkan mancanegara seperti Malaysia, Australia, Singapura, dan Filipina.
Mereka datang dari berbagai komunitas seni, budaya dan dunia kreatif dari dalam dan luar negeri. Ribuan pengunjung datang memeriahkan acara bertema “Come to Unity, It’s Time to Unity”, yang berlangsung dua hari dari tanggal 19 hingga 20 November di Pasar Seni Ancol, Jakarta.
Ketua Panitia Urban Fest 2011, Nugroho F.Yudho, kepada VOA, mengatakan acara tahun ini ditujukan bagi komunitas-komunitas muda yang memiliki ide-ide kreatif yang layak diketahui oleh masyarakat. “Kita mewadahi masyarakat perkotaan atau urban untuk melampiaskan dan mengeluakan berbagai ekspresi seni dan ekspresi budaya lewat Urban Fest 2011. Dibalik ini, kita ingin mengembangkan apa yang disebut sebagai ekonomi kreatif atau creative industry. Di banyak negara industri kreatif sudah menjadi salah satu motor penting ekonomi nasional mereka, di indonesia, kita memiliki potensi untuk itu,” kata Nugroho.
Pasar Seni Ancol menjadi pilihan tetap pelaksanaan acara yang sudah berlangung selama 5 kali berturut-turut. Tahun ini tercatat lebih dari 70 komunitas dan 80 kelompok musik anak muda yang berpartisipasi.
Budi Karya Sumadhi. Direktur Utama Ancol, mendukung penuh dan mengajak seluruh anak muda untuk merasakan langsung serunya acara-acara ini. “Masyarakat muda Indonesia ini luar biasa, punya kreatifitas. Cuma memang tidak banyak tempat yang bisa menyalurkan kreatifitas mereka secara original. Maka Urban Fest ini kita buat tempat yang liar, sehingga mereka bisa membuat suatu kreatifitas yang original dan tidak didikte dengan suatu kekuasaan. Harapannya adalah Indonesia, Jakarta, kita memiliki kreator-kreator muda yang tumbuh dari sini,” kata Budi.
Para peserta Urban Fest berasal dari berbagai komunitas yang tergolong unik. Kegiatan mereka mulai dari yang bicara tentang isu lingkungan, seperti Komunitas Solar Generation Green Peace, dan Komunitas Pencinta Reptil, hingga komunitas anak-anak muda kreatif dari Sirkus Perkusi yang memainkan musik dari berbagai peralatan bekas serta komunitas pencinta kostum-kostum bintang film yang menamakan dirinya Komunitas Cosplay atau Costum Play. Selama acara berlangsung, musik-musik khas anak muda terus dimainkan.
Agung Bramanto adalah salah satu pengunjung setia acara ini. Ia bekerja di salah satu studio musik ternama di Jakarta “Tiap tahun udah jadi lebih besar ya. Karena ditunggu banyak orang, ditunggu anak-anak muda, dan setiap tahun komunitas-komunitas baru selalu lahir, jadi aku pikir sih setuju banget acara ini diadain,” komentar Agung.