Pimpinan Google, Eric Schmidt hari Kamis (9/1) mendesak Korea Utara untuk memberikan akses Internet yang lebih luas kepada warga negaranya.
BEIJING —
Ketua Dewan Direksi Google Eric Schmidt mendesak Korea Utara untuk menghilangkan isolasi diri dan mengizinkan warga negaranya untuk menggunakan Internet atau berisiko tertinggal secara ekonomi.
Ia berbicara pada wartawan di Beijing, Kamis (10/1), setelah mengunjungi Pyongyang awal minggu ini bersama delegasi Amerika yang dipimpin mantan gubernur New Mexico Bill Richardson.
Schmidt mengatakan pemerintah Korea Utara harus bertindak sekarang dalam meningkatkan akses warga terhadap Internet.
“Ini pilihan mereka sekarang. Menurut hemat saya, mereka harus mulai [terbuka] atau akan tertinggal di belakang,” ujarnya.
Para aktivis hak asasi manusia merasa skeptis kedatangan pesohor ke Pyongyang dapat memberikan hasil yang bermakna. Namun mereka memuji Google karena menjalankan motto informalnya “Don’t Be Evil” (Jangan jahat) dengan membuka situasi di Korea Utara lewat aplikasi Google Earth.
“Apa yang dilakukan atau tidak dilakukan Eric Schmidt di Pyongyang barangkali akan dilupakan dalam beberapa minggu,” ujar Joshua Stanton, seorang pengacara di Washington yang mendedikasikan waktu luangnya untuk menulis blog dan melakukan aktivisme terkait hak asasi manusia di Korea Utara.
“Bagusnya, Google telah memperlihatkan kebenaran mengenai Korea Utara, yang barangkali akan ditulis sejarah negara tersbut suatu hari nanti,” ujarnya.
Aplikasi Google Earth, produk gambar satelit yang populer, memperlihatkan foto-foto tempat yang barangkali oleh pemerintah Korea Utara ingin tetap dijadikan rahasia.
Aktivis dan penulis blog mengenai hak asasi manusia telah menggunakan program Google Earth untuk memetakan suatu sistem besar dari lusinan kamp-kamp penjara di Korea Utara, yang berpenduduk 23 juta orang itu.
Sebanyak 250.000 tahanan politik dan keluarganya ditahan di kamp penjara di pegunungan terpencil, menurut perkiraan kelompok-kelompok hak asasi manusia.
Blog Stanton, freekorea.us/ berisikan foto-foto dari Google Earth dan analisis mengenai enam kamp-kamp tahanan politik, yang diidentifikasi oleh mantan tahanan.
Adanya gambar-gambar satelit itu, menurut para analis, membuat Korea Utara tidak dapat menyangkal keberadaan kamp tahanan politik dan situasi buruk di dalamnya. (AP/Reuters)
Ia berbicara pada wartawan di Beijing, Kamis (10/1), setelah mengunjungi Pyongyang awal minggu ini bersama delegasi Amerika yang dipimpin mantan gubernur New Mexico Bill Richardson.
Schmidt mengatakan pemerintah Korea Utara harus bertindak sekarang dalam meningkatkan akses warga terhadap Internet.
“Ini pilihan mereka sekarang. Menurut hemat saya, mereka harus mulai [terbuka] atau akan tertinggal di belakang,” ujarnya.
Para aktivis hak asasi manusia merasa skeptis kedatangan pesohor ke Pyongyang dapat memberikan hasil yang bermakna. Namun mereka memuji Google karena menjalankan motto informalnya “Don’t Be Evil” (Jangan jahat) dengan membuka situasi di Korea Utara lewat aplikasi Google Earth.
“Apa yang dilakukan atau tidak dilakukan Eric Schmidt di Pyongyang barangkali akan dilupakan dalam beberapa minggu,” ujar Joshua Stanton, seorang pengacara di Washington yang mendedikasikan waktu luangnya untuk menulis blog dan melakukan aktivisme terkait hak asasi manusia di Korea Utara.
“Bagusnya, Google telah memperlihatkan kebenaran mengenai Korea Utara, yang barangkali akan ditulis sejarah negara tersbut suatu hari nanti,” ujarnya.
Aplikasi Google Earth, produk gambar satelit yang populer, memperlihatkan foto-foto tempat yang barangkali oleh pemerintah Korea Utara ingin tetap dijadikan rahasia.
Aktivis dan penulis blog mengenai hak asasi manusia telah menggunakan program Google Earth untuk memetakan suatu sistem besar dari lusinan kamp-kamp penjara di Korea Utara, yang berpenduduk 23 juta orang itu.
Sebanyak 250.000 tahanan politik dan keluarganya ditahan di kamp penjara di pegunungan terpencil, menurut perkiraan kelompok-kelompok hak asasi manusia.
Blog Stanton, freekorea.us/ berisikan foto-foto dari Google Earth dan analisis mengenai enam kamp-kamp tahanan politik, yang diidentifikasi oleh mantan tahanan.
Adanya gambar-gambar satelit itu, menurut para analis, membuat Korea Utara tidak dapat menyangkal keberadaan kamp tahanan politik dan situasi buruk di dalamnya. (AP/Reuters)