Perdana Menteri India Narendra Modi hari Selasa (23/1) mengakui, globalisasi "kehilangan kilaunya" tetapi memperingatkan tembok baru perdagangan bukanlah jawaban. Pidato Modi membuka pertemuan satu minggu di Davos yang akan dipuncaki oleh pidato Presiden Amerika Donald Trump yang proteksionis.
Setelah badai salju menghambat kedatangan beberapa delegasi ke resor ski di Swiss itu, Forum Ekonomi Dunia dimulai dengan sungguh-sungguh memikirkan pertumbuhan global yang kuat tetapi menyadari bahwa kelompok miskin dunia semakin jatuh ke dalam kemiskinan.
Dalam pidatonya, Modi mengatakan, India harus menjadi contoh sementara negara itu membuka diri bagi investasi asing. Ia mengutip ayat-ayat dari kitab suci umat Hindu dan menyerukan anti-proteksi yang digaungkan di Davos tahun lalu oleh Presiden China Xi Jinping, selagi Trump bersiap menjabat.
Trump memenangkan pemilu 2016 dengan program kerja populis yang mengecam elit Davos.
Sementara sebagian delegasi merasa lega karena perang dagang dengan China sejauh ini tidak meletus, kemenangan Trump menjadi pengingat baru bahwa retorikanya berhasil.
Sebelum berpidato di Davos hari Jumat (26/1), Trump menyetujui cukai yang tinggi terhadap impor panel surya dan mesin cuci guna melindungi produsen Amerika, menuai protes di China dan Korea Selatan. [ka/al]