PM Italia Matteo Renzi mengatakan Uni Eropa harus membantu memikul beban untuk mengekang perdagangan migran dari negara-negara Afrika, setelah sebanyak 900 migran tenggelam hari Minggu, sewaktu sebuah kapal terbalik di Laut Tengah.
Renzi mengeluarkan komentar itu hari Rabu (22/4) dalam pidatonya di depan parlemen Italia di Roma, sehari setelah para pemimpin Eropa mengadakan sidang darurat membahas krisis tersebut.
Para anggota parlemen juga mengheningkan cipta, menghormati mereka yang tewas dalam insiden itu. Organisasi HAM "Save the Children" melaporkan hari Rabu, sekitar 60 remaja ada di kapal itu sewaktu terbalik. Diperingatkan bahwa jika tren ini berlanjut, sekitar 2.500 migran anak dapat tewas dalam kecelakaan serupa di Laut Tengah tahun ini.
Dikatakan, empat anak laki-laki yang mengaku di bawah umur 18 tahun, selamat dari kecelakaan hari Minggu itu, sewaktu nakhoda kapal migran tadi menabrakkan kapalnya ke sebuah kapal dagang yang datang untuk menyelamatkan kapal migran tersebut.
Tim jaksa Italia di kota Catania, Sisilia, mengungkapkan,nakhoda Tunisia itu mengarahkan kapalnya yang kelebihan muatan tersebut ke arah kapal kontainer Portugal, sesaat sebelum kapal migran tadi terbalik di lepas pantai Libya hari Minggu.
Menurut pihak berwenang, itu merupakan musibah migran terburuk di Laut Tengah. Hanya 28 penumpang yang selamat. Tim jaksa penuntut membebaskan kapal dagang tersebut dari segala tanggung jawab terhadap tragedi itu.