Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menjanjina hari Kamis (9/4) bahwa penyelidikan dana investasi negara yang dililit utang tidak akan ditutup-tutupi. Selain itu, ia juga menekankan lagi sanggahannya atas keterlibatan dalam pembunuhan seorang perempuan Mongolia sembilan tahun lalu.
Polisi telah mengatakan tidak cukup bukti untuk menghubungkan Najib, yang menjabat sebagai wakil perdana menteri saat pembunuhan itu terjadi, tetapi tuduhan-tuduhan baru muncul baru-baru ini yang menghidupkan kembali desas-desus persekongkolan politik.
Perempuan itu dibunuh dengan tembakan senjata api dan bom militer tahun 2006, dan dua orang polisi telah dijatuhi hukuman gantung baru-baru ini.
Dalam wawancara televisi yang mengejutkan hari Kamis pada saluran TV3, Najib juga mengatakan ia menerima kecaman umum terhadap kepemimpinannya dan membela langkah pemerintah untuk menghidupkan kembali undang-undang penahanan tanpa peradilan.
Wawancara itu tampaknya bertujuan untuk membantah kecaman yang meningkat terhadapnya oleh mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad, yang memperingatkan dalam tulisan di blognya bahwa ada “sesuatu yang busuk dalam negara Malaysia” dan meramalkan koalisi yang berkuasa mungkin akan kalah dalam pemilu berikut kalau Najib yang memimpinnya.
Mahathir mengundurkan diri tahun 2003 setelah 22 tahun berkuasa, tetapi ia tetap seorang komentator politik yang berpengaruh.
Mahathir telah mengulangi keprihatinan para pengeritik mengenai hutang dana investasi negara IMDB 42 milyar ringgit atau US$11,6 milyar, tuduhan kurangnya transparansi, mengapa milyaran ringgit disimpan di kepulauan Cayman dan apakah uang itu telah membiayai sebuah filem Hollywood oleh putra tiri Najib.
IMDB telah hampir gagal bayar angsuran pinjamannya, dan utangnya yang sangat besar menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan membutuhkan dana talangan yang dapat mengakibatkan pemerintah bangkrut.
Najib mengatakan bahwa Aset IMDB bernilai lebih besar daripada utangnya dan bahwa IMDB membutuhkan lebih banyak waktu untuk menstabilkan keuangannya.