Mengawali rapat kabinetnya hari Minggu (11/2), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan, “Kami jelaskan kepada semua orang bahwa aturan keterlibatan militer kami tidak akan berubah dengan cara apapun. Kita akan terus membalas siapapun yang mencoba mencelakakan kita. Ini adalah kebijakan kita dan ini akan tetap menjadi kebijakan kita.”
Penyerbuan hari Sabtu (10/2) itu berlangsung setelah pertahanan udara Suriah menembak jatuh sebuah pesawat F-16 Israel dengan tembakan anti-pesawat terbang. Ini adalah untuk pertama kalinya Israel kehilangan sebuah pesawat tempur dalam pertempuran sejak 1982.
Pilot-pilot Israel berhasil melontarkan diri keluar dari pesawat yang jatuh di Israel, sebut militer negara itu. Israel menyatakan salah seorang pilotnya “cedera parah” dalam “evakuasi darurat,” sedangkan seorang pilot lainnya luka ringan.
Israel menyatakan menghantam belasan target Iran dan Suriah di dalam wilayah Suriah, termasuk pusat-pusat komando dan pertahanan rudal. Israel melancarkan serangan udara setelah tembakan anti pesawat menjatuhkan sebuah pesawat tempur Israel yang baru kembali dari serangan terhadap posisi-posisi yang didukung Iran di Suriah. Sebelumnya, Israel menyatakan telah menembak jatuh sebuah pesawat nirawak Iran yang diluncurkan dari Suriah setelah memasuki wilayah Israel Jumat malam.
Beberapa pejabat Israel menyatakan mereka menolak menerima keberadaan militer Iran di Suriah, yang oleh Teheran dibantah keberadaannya.
Namun David Lesch, seorang dosen sejarah di Universitas Trinity dan analis Timur Tengah mengatakan, “Dari apa yang saya ketahui dan apa yang telah saya baca serta yang diberitahukan oleh warga di lapangan, Iran memiliki ribuan personel militer di Suriah. Mereka telah memberi kontribusi finansial yang besar kepada rezim Suriah untuk membuat ekonomi negara ini bertahan. Dari semua kekuatan yang telah mendukung rezim Suriah, termasuk Rusia, bisa saya katakan Iran adalah salah satu yang paling banyak melibatkan diri, memiliki sumberdaya terbanyak untuk membuat Bashar al-Assad tetap berkuasa, dan Iran yang akan mengalami kerugian paling banyak jika ia jatuh dari kekuasaannya.”
Amerika Serikat membela tanggapan Israel atas serangan terhadap jet tempurnya.
Baca juga: Gedung Putih: Israel Berhak Membela Diri
Gedung Putih dalam suatu pernyataan hari Minggu mengemukakan bahwa Israel adalah sekutu erat Amerika Serikat, dan Amerika mendukung hak Israel untuk membela diri dari pasukan milisi dan pasukan Suriah dukungan Iran di Suriah Selatan. Gedung Putih juga mendesak Iran dan sekutu-sekutunya agar menghentikan tindakan-tindakan provokatif dan agar mengupayakan perdamaian di kawasan.
Suriah menyatakan bahwa dengan serangan Israel yang melintasi perbatasannya, aturan keterlibatan telah berubah.
Legislator Suriah Ahmad Miri mengatakan penembakan jatuh pesawat tempur Israel itu menciptakan situasi baru di mana Israel tidak lagi dapat bertindak tanpa dikenai hukuman di wilayah angkasa Suriah.
Your browser doesn’t support HTML5
Serangan-serangan udara Israel ini merupakan yang paling signifikan sejak perang saudara Suriah dimulai tujuh tahun silam dan telah meningkatkan kekhawatiran mengenai eskalasi dan kemungkinan perang. Rusia dan PBB meminta semua pihak agar meredakan ketegangan.
Seorang juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa semua yang peduli di Suriah dan di kawasan memiliki tanggung jawab dan harus mematuhi hukum internasional dan resolusi-resolusi Dewan Keamanan yang terkait. Sekjen PBB juga menyerukan semua pihak agar mengupayakan de-eskalasi kekerasan dengan segera dan tanpa prasyarat, serta bersikap menahan diri.
Perdana Menteri Netanyahu mengatakan ia berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Sabtu lalu. Ia mengatakan bahwa ia menegaskan kepada Putin tentang kewajiban dan hak mereka untuk membela diri dari serangan-serangan yang berasal dari wilayah Suriah. Mereka juga menyepakati dilanjutkannya koordinasi antara militer kedua negara. Netanyahu juga membahas mengenai serangan itu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Rex Tillerson.
Media pemerintah Suriah hari Sabtu menyatakan Suriah menanggapi agresi baru Israel, setelah serangan Israel itu.
Feras Shehabi, legislator Suriah, mengatakan, tanggapan Suriah terhadap serangan Israel mengisyaratkan “pergeseran besar dalam keseimbangan kekuasaan yang menguntungkan Suriah dan poros perlawanan.” Shehabi juga mengatakan Israel harus menyadari mereka tidak lagi memiliki keunggulan di angkasa dan di darat.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Brigjen Ronen Manelis mengatakan Iran menyeret kawasan ke situasi yang tak seorang pun tahu bagaimana akhirnya. Israel, lanjutnya, bersiap untuk menghadapi berbagai insiden. Siapapun yang bertanggungjawab atas insiden itu akan menjadi pihak yang akan menanggung konsekuensinya.
Serangan Suriah menyebabkan sirine serangan udara diaktifkan di Dataran Tinggi Golan dan Beit She’an. Tidak ada laporan mengenai korban dalam serangan ini. [uh/ab]