PM Theresa May "Jengkel" dengan Perdebatan Soal Kepemimpinannya

PM Inggris Theresa May

Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan ia “jengkel” dengan perdebatan tentang kepemimpinannya dalam perundingan Brexit yang rumit.

Dalam wawancara dengan BBC, yang menurut rencana akan diudarakan hari Senin (17/9), May mengatakan ia prihatin dengan masa depan Inggris, bukan dirinya, ketika perundingan tentang keluarnya Inggris dari Uni Eropa – atau dikenal dengan istilah “Brexit” – berlanjut.

May menghadapi perpecahan di dalam Partai Konservatif yang dipimpinnya, dimana sekitar 50an tokoh garis keras mengadakan pertemuan Selasa lalu (11/9) membahas kemungkinan pengganti May.

Dalam wawancara itu May mengatakan pembicaraan tentang kepemimpinan Inggris dapat mengalihkan perhatian dari perundingan Brexit.

"Saya sedikit jengkel, tetapi perdebatan ini bukan tentang masa depan saya. Perdebatan ini tentang masa depan rakyat Inggris dan masa depan Inggris," ujarnya. "Itulah yang menjadi fokus perhatian saya, dan itu yang seharusnya menjadi fokus perhatian kita semua."

May mengkritisi mantan menteri luar negeri Boris Johnson, yang mengundurkan diri Juli lalu untuk memprotes rencana May mempertahankan sebagian hubungan dengan Uni Eropa pasca Brexit nanti.

Johnson, yang oleh banyak analis dinilai sebagai tokoh yang mungkin menggantikan May, baru-baru ini menimbulkan kehebohan karena membandingkan strategi Brexit yang dibuat May dengan "rompi bunuh diri."

"Saya harus mengatakan bahwa pilihan bahasa Johnson itu benar-benar tidak pantas," demikian ujar May dalam wawancara tersebut. [em]