Polisi terus mengimbau warga masyarakat di 13 kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah untuk mengurangi aktifitas di luar rumah untuk mencegah penyebaran virus corona.
Pada Selasa (24 /3) pagi, imbauan itu dilakukan dalam sebuah patroli di pasar tradisional Masomba yang dipimpin langsung oleh Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Syafril Nursal.
BACA JUGA: Mahfud: Banyak Pemerintah Daerah Tak Serius Soal Wabah Covid-19Dalam kegiatan itu petugas membagikan selebaran yang berisi maklumat Kapolri tentang kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah dalam penanganan penyebaran virus corona.
Kepada wartawan, Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Syafril Nursal mengungkapkan pihaknya terus mengimbau masyarakat di kota Palu untuk menghindari keramaian karena berpotensi menimbulkan kontak fisik.
Dia mengakui dari pemantauan pihaknya kesadaran masyarakat di Kota Palu masih terbilang rendah untuk mematuhi imbauan pemerintah untuk mewaspadai penyebaran wabah virus corona.
“Kita lihat di jalan-jalan masih ramai tadi kita melintas, di tempat-tempat tertentu, tingkat kepekaan masyarakat di Sulawes Tengah ini berangkali masih rendah untuk merespon ancaman yang jelas-jelas berada di depan kita, di depan mata kita, mengancam nyawa jiwa raga keluarga kita”ujar Syafril Nursal.
BACA JUGA: Cegah Perebakan Virus Corona, Gereja di Sulut dan Sulteng Tiadakan MisaIrjen Syafril Nursal mendesak agar pusat-pusat perbelanjaan di Palu tutup sementara waktu. Namun memperbolehkan kegiatan jual-beli kebutuhan pokok masyarakat seperti yang berlangsung di pasar tradisional Masomba.
“Untuk sementara saya pikir yang sembako dipersilahkan tapi yang diluar sembako itu dipertimbangkan untuk ditutuplah dulu sementara. Sekarang kita lebih memikirkan bagaimana menyelamatkan diri kita dari serangan corona," tegas Irjen Syafril Nursal.
Your browser doesn’t support HTML5
Dia berharap masyarakat yang datang ntuk membeli kebutuhan pokok agar tidak berlama-lama di pasar. Para pedagang juga diimbau tidak melakukan penimbunan barang serta tetap menjual kebutuhan pokok kebutuhan masyarakat dengan harga yang wajar dan sepantasnya.
Ia mengatakan, akan ada sanksi tegas bagi para pelanggarnya.
Turun 70 persen
Hingga kini belum ada satupun kasus pasien positif corona di Sulawesi Tengah. Namun demikian kekhawatiran terhadap virus itu berdampak pada kegiatan perekonomian masyarakat yang mulai mengurangi aktifitas di luar rumah.
Di Pasar tradisional Masomba, para pedagang mengatakan semakin sulit mendapatkan pembeli yang datang berbelanja di pasar itu.
Sutompo (32), pedagang tahu dan tempe, mengatakan dalam seminggu terakhir merasakan jumlah pembeli yang mengunjungi pasar itu jauh berkurang sehingga penjualan tahu maupun tempe miliknya turun hingga 70 persen.
“Yah agak sepi pak. Satu minggu. Jarang ada yang datang sih, tidak kayak biasanya banyak pengunjung. Penurun sekitar 70 persen,” keluh Sutompo.
BACA JUGA: Rumah Sakit di Sulteng Persiapkan Diri Tangani Pasien Diduga Terinfeksi Virus CoronaKepada VOA, Yami Yani (28), pedagang sayur mayur di pasar itu, berharap tidak ada kasus korona di Palu. Untuk saat ini, Yami tidak punya pilihan lain untuk tetap berjualan di pasar demi mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya, Meskipun khawatir dengan penyebaran virus corona
“Khawatir sekali apalagi dalam keadaannya kita cari –nafkah- di pasar, tapi kalau mau di rumah kita mau makan apa,” ungkap Yami Yani.
Berdasarkan pemutakhiran data dari Pusat data dan Informasi Bencana (Pusdatina) COVID-19 Provinsi Sulawesi Tengah per 23 Maret 2020, pukul 16.00 WITA menyebutkan 17 orang dalam pemantauan (ODP), sementara n 11 lainnya berstatus pasien dalam pengawasan (PDP). Dari 11 PDP tiga diantaranya negatif terinfeksi virus corona, sedang 8 lainnya masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. [ys/em]