Para pengunjuk rasa di Khartoum pada hari Selasa terus menuntut pengunduran diri Presiden Omar al-Bashir dan melakukan aksi duduk di luar markas tentara dimana suara tembakan keras terdengar.
Upaya-upaya yang dilaporkan oleh pasukan keamanan pemerintah untuk membubarkan kerumunan menyebabkan intervensi tentara untuk melindungi para demonstran, demikian dikatakan saksi mata.
"Milisi mahasiswa, pasukan keamanan dan polisi anti huru hara berusaha menyingkirkan pengunjuk rasa dari markas tentara dengan menyerang mereka setiap enam jam," kata wartawan Khartoum Dama Moheideen kepada VOA.
Polisi mengeluarkan komunike yang mengatakan mereka tidak akan pernah menyerang demonstran. Ribuan orang ikut dalam aksi duduk itu, kata Mohiedeen kepada VOA.
"Seorang saksi mata memperhatikan polisi anti huru-hara hari ini tidak menyerang warga, jadi hanya pasukan keamanan dan mahasiswa milisi yang menyerang demonstran," tambah Mohiedeen.
Sementara televisi resmi Sudan menayangkan gambar dan video markas tentara yang tampak tenang dan tanpa pengunjuk rasa, para saksi mata mengatakan video dan foto-foto itu sudah lama dan tidak mencerminkan apa yang terjadi sesungguhnya.
Markas militer Sudan terbuka bagi para pengunjuk rasa, yang sekarang berkemah di lokasi itu.
"Mereka berkemah di dalam dan menjaga jembatan dan jalan-jalan utama menuju markas tentara. Tentara melindungi warga dari pasukan keamanan," kata Mohiedeen kepada VOA.
"Tidak ada yang mengetahui secara pasti di mana Bashir berada, tetapi kemarin ia mengadakan pertemuan dengan NCP kemudian mengeluarkan komunike pada jam 9:30 malam dan mengatakan akan menjaga keamanan di negara ini," kata Mohiedeen.
Warga Sudan di media sosial melaporkan tentara Sudan membela para pengunjuk rasa. [my]