Sedikitnya 150 migran menempati sekolah Jean Jaures di Paris timur laut sewaktu sekolah itu kosong karena sedang dalam perbaikan. Polisi datang hari Rabu (4/5) untuk memaksa mereka meninggalkan gedung sekolah itu. Mereka yang berada di dalam gedung sekolah membarikade pintu-pintu sementara para demonstran di luar berusaha menghalangi polisi memasukinya.
Kepala polisi Paris Michel Cadot mengukuhkan kepada Associated Press bahwa polisi menggunakan gas air mata untuk mengusir para pemrotes yang menghalangi mereka. Cadot mengatakan para migran kini dialihkan ke tempat-tempat penampungan sementara dan didorong untuk mengajukan permohonan suaka.
Sementara itu, negara-negara Uni Eropa kemungkinan dipaksa membayar denda jika mereka menolak menerima jatah migran yang membanjiri Eropa untuk mencari suaka.
Sebuah rencana Komisi Eropa terkait masalah migran diumumkan ke publik, Rabu. Para menteri akan mempertimbangkan proposal baru itu. Proposal baru itu harus disetujui negara-negara anggota dan para legislator Uni Eropa sebelum diberlakukan.
Berdasarkan undang-undang yang berlaku sekarang, para migran harus mengajukan permohonan suaka di negara di mana mereka tiba untuk pertama kalinya. Undang-undang itu menyulitkan Yunani dan Italia karena kebanyakan migran datang ke sana setelah menempuh perjalanan laut. [ab/as]