Meski hubungan kedua negara sedang renggang, keamanan para warga Australia yang berlibur di Indonesia dipastikan tetap terjamin.
DENPASAR —
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menjamin keamanan turis Australia selama berada di Indonesia, meskipun hubungan kedua negara sedang renggang menyusul kasus dugaan penyadapan yang dilakukan intelijen Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan beberapa pejabat negara lainnya.
Kapolri Jenderal Polisi Sutarman dalam keteranganya di Denpasar Jumat (22/11) mengatakan polisi bertanggung jawab atas keamanan warga Australia termasuk aset-aset pemerintah Australia di Indonesia. Polri juga melakukan pengamanan terhadap kantor kedutaan dan konsul Australia yang ada di Indonesia, jangan sampai ada oknum-oknum tertentu yang melakukan tindakan yang dapat mengganggu keamanan, tambahnya.
“Jadi tidak boleh masyarakat kita mengambil langkah sendiri. Kalau saya tidak mampu, kekuatan tidak cukup, saya akan minta panglima TNI untuk mendukung kekuatan kita untuk menjamin, mengamankan aset-aset yang ada di Indonesia baik Konsul maupun kedutaan... Wisatawan harus dijamin, kedutaan, konsul menjadi tanggungjawab Polri untuk melakukan pengamanan,” ujarnya.
Memburuknya hubungan kerja sama Indonesia dan Australia menyebabkan Australia mengeluarkan travel advisory atau imbauan untuk tidak berkunjung ke Indonesia kepada warganya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menyatakan optimistis imbauan tersebut tidak akan berdampak signifikan bagi pariwisata Bali. Buktinya, ujarnya, hingga saat ini tidak ada laporan pembatalan kunjungan yang dilakukan turis Australia untuk datang ke Bali.
“Kekhawatiran kami, respon masyarakat Indonesia berlebihan. Ketika demo kita berlebihan tentu ini akan ditakutkan bukan lagi dalam konteks sadap-menyadap, tetapi menjadi persoalan pokok, bergeser nanti persoalannya menjadi persoalan keamanan,” ujarnya.
Ketua Bali Tourism Board (BTB) Badan Pariwisata Bali Ngurah Wijaya mengatakan travel advisory yang dikeluarkan pemerintah Australia merupakan hal yang wajar, apalagi Australia termasuk negara yang paling sering mengeluarkannya.
“Australia itu sangat sensitif dengan advisory ya. Kita aman-aman dia keluarkan advisory. Asal jangan travel ban, ini masalahnya,” ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata Bali jumlah kunjungan turis Australia ke Bali selama periode Januari hingga September 2013 mencapai sekitar 601.400 orang atau 24,9 persen dari jumlah keseluruhan turis yang berkunjung ke Bali yang mencapau 2,4 juta orang.
Kapolri Jenderal Polisi Sutarman dalam keteranganya di Denpasar Jumat (22/11) mengatakan polisi bertanggung jawab atas keamanan warga Australia termasuk aset-aset pemerintah Australia di Indonesia. Polri juga melakukan pengamanan terhadap kantor kedutaan dan konsul Australia yang ada di Indonesia, jangan sampai ada oknum-oknum tertentu yang melakukan tindakan yang dapat mengganggu keamanan, tambahnya.
“Jadi tidak boleh masyarakat kita mengambil langkah sendiri. Kalau saya tidak mampu, kekuatan tidak cukup, saya akan minta panglima TNI untuk mendukung kekuatan kita untuk menjamin, mengamankan aset-aset yang ada di Indonesia baik Konsul maupun kedutaan... Wisatawan harus dijamin, kedutaan, konsul menjadi tanggungjawab Polri untuk melakukan pengamanan,” ujarnya.
Memburuknya hubungan kerja sama Indonesia dan Australia menyebabkan Australia mengeluarkan travel advisory atau imbauan untuk tidak berkunjung ke Indonesia kepada warganya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menyatakan optimistis imbauan tersebut tidak akan berdampak signifikan bagi pariwisata Bali. Buktinya, ujarnya, hingga saat ini tidak ada laporan pembatalan kunjungan yang dilakukan turis Australia untuk datang ke Bali.
“Kekhawatiran kami, respon masyarakat Indonesia berlebihan. Ketika demo kita berlebihan tentu ini akan ditakutkan bukan lagi dalam konteks sadap-menyadap, tetapi menjadi persoalan pokok, bergeser nanti persoalannya menjadi persoalan keamanan,” ujarnya.
Ketua Bali Tourism Board (BTB) Badan Pariwisata Bali Ngurah Wijaya mengatakan travel advisory yang dikeluarkan pemerintah Australia merupakan hal yang wajar, apalagi Australia termasuk negara yang paling sering mengeluarkannya.
“Australia itu sangat sensitif dengan advisory ya. Kita aman-aman dia keluarkan advisory. Asal jangan travel ban, ini masalahnya,” ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata Bali jumlah kunjungan turis Australia ke Bali selama periode Januari hingga September 2013 mencapai sekitar 601.400 orang atau 24,9 persen dari jumlah keseluruhan turis yang berkunjung ke Bali yang mencapau 2,4 juta orang.