Presiden Anastasiades: Siprus Tetap Gunakan Mata Uang Euro

Presiden Siprus Nicos Anastasiades dalam konferensi pegawai negeri di Nicosia menegaskan bahwa negaranya tidak akan meninggalkan mata uang Euro. (29/3)

Presiden Siprus Nicos Anastasiades menyatakan negaranya tidak akan meninggalkan penggunaan mata uang bersama Eropa, Jumat (29/3).
Dalam sebuah konferensi pegawai negeri di ibukota, Nicosia, Jumat (29/3), Presiden Siprus Nicos Anastasiades menegaskan bahwa Siprus tidak berniat meninggalkan euro.

Pernyataan presiden itu muncul sehari setelah bank-bank Siprus buka untuk pertama kalinya setelah tutup selama hampir dua pekan. Penutupan bak-bank di Siprus tersebut dilangsungkan bersamaan dengan upaya pemerintah setempat dalam merundingkan dana talangan 13 miliar dolar dari negara-negara tetangganya di Eropa, Bank Sentral Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menghindari kebangkrutan.

Sebagai bagian dari perjanjian dana talangan, dalam upaya mengatasi krisis utang Eropa, untuk pertama kalinya para nasabah bank Siprus dipaksa memikul sebagian biaya rencana penyelamatan, yang bertujuan agar negara itu mampu membayar utangnya.

Pemerintah Siprus menyepakati penarikan 40 persen atau lebih rekening-rekening terbesar yang berjumlah lebih dari 130 ribu dolar dan tidak diasuransikan, untuk membantu membiayai perjanjian penyelamatan tersebut.

Kesepakatan itu juga memaksa restrukturisasi Bank Siprus, bank terbesar negara pulau itu. Bank itu juga akan mengambil alih sebagian aset bank terbesar kedua Siprus, Laiki, yang ditutup.