Presiden Baru Korsel Bersedia Kunjungi Korea Utara

Presiden terpilih baru Korea Selatan Moon Jae-in memberikan keterangan kepada media dalam konferensi pers di Kantor Kepresidenan Korea Selatan, Blue House di Seoul, 10 Mei 2017. (Foto: dok).

Presiden terpilih baru Korea Selatan Moon Jae-in, mengatakan, Rabu (10/5), ia bersedia berkunjung ke Korea Utara, dan berunding dengan China dan AS mengenai pengerahan sistem pertahanan misil AS yang kontroversial di Korea Selatan.

Moon dilantik sebagai presiden, Rabu (10/5), di Seoul, hanya satu hari setelah memenangkan pemilu dengan margin terbesar dalam sejarah negara itu. Komisi pemilu Korea Selatan mengatakan, Moon merebut 41 persen suara, mengalahkan saingan konservatifnya Hong Joon-pyo, yang meraih 24 persen suara, dan saingan kuat lainnya dari kelompok tengah, Ahn Cheol-soo, yang memperoleh 21 persen suara.

Setelah dua saingan terkuatnya itu mengaku kalah, kepada para pendukungnya kandidat Partai Demokrat Liberal itu mengatakan, ia akan menjadi presiden bagi seluruh rakyat Korea Selatan.

Jumlah pemilih yang memberikan suara mereka dalam pemilu presiden kali ini mencapat rekor tinggi dalam sejarah. Sekitar 77 persen mereka yang memiliki hak pilih memberikan suara mereka, Selasa, menyusul periode politik yang bergejolak setelah terungkap bahwa mantan presiden Park Geun-hye diduga terlibat dalam skandal pengaruh yang melibatkan dana jutaan dolar. Skandal itu memicu protes besar-besaran selama berpekan-pekan sehingga mendorong Majelis Nasional memaksa Park mundur dan menyerukan diselenggarakannya pemilu baru.

Kemarahan publik yang diarahkan ke Park tampaknya membangkitkan kegairahan kelompok liberal, sementara menekan dukungan untuk calon-calon dari kelompok konservatif. [ab/as]