Presiden AS Joe Biden pada Rabu (23/3) bertolak ke Brussels di mana ia dijadwalkan bertemu dengan NATO dan sekutu-sekutu Eropa, dan ia diperkirakan akan mengumumkan serangkaian sanksi baru terhadap Rusia terkait invasinya ke Ukraina.
“Ia akan bergabung dengan mitra-mitra kami dalam menjatuhkan sanksi-sanksi lanjutan terhadap Rusia dan memperketat sanksi-sanksi yang ada untuk menindak penghindaran dan untuk memastikan penegakan yang kuat,” kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dijadwalkan berpidato secara virtual dalam KTT NATO pada Kamis (24/3). Menjelang pertemuan itu ia mengatakan bahwa ia mengharapkan para pemimpin Barat akan menambah sanksi-sanksi terhadap Rusia dan menjanjikan lebih banyak bantuan untuk Ukraina.
Hampir satu bulan setelah pasukan Rusia menginvasi Ukraina, ada indikasi yang kian berkembang bahwa pasukan Ukraina akan bersikap ofensif, menarget tentara Rusia dan, dalam beberapa kasus, merebut kembali wilayah.
BACA JUGA: Pembicaraan Ukraina-Rusia: Kesepakatan Damai atau Lebih Banyak Pertempuran?Kementerian Pertahanan Ukraina pada Selasa (22/3) menyatakan pasukannya telah merebut kembali Makariv, daerah pinggiran Ibu Kota Kyiv, setelah pertempuran hebat.
Militer Ukraina juga tampaknya melancarkan serangan balasan di Izyum, kota di bagian timur yang terletak 120 kilometer sebelah tenggara Kharkiv, dan di daerah-daerah dekat kota Kherson di bagian selatan.
Para pejabat AS menolak mengomentari upaya Ukraina, tetapi mereka menyatakan bahwa di beberapa bagian Ukraina, momentum tampaknya mulai bergeser.
“Kami telah melihat indikasi bahwa pasukan Ukraina mulai lebih bersikap menyerang sekarang,” kata sekretaris pers Pentagon John Kirby kepada wartawan hari Selasa.
Your browser doesn’t support HTML5
“Mereka sebelumnya bertahan dengan sangat tangkas, sangat cekatan, sangat kreatif di tempat-tempat yang mereka yakini sebagai tempat yang tepat untuk dipertahankan,” ujarnya. “Dan kami telah melihat mereka sekarang berada di tempat-tempat, khususnya di bagian selatan dekat Kherson, mereka telah berusaha merebut kembali wilayah itu,” tambahnya.
Para pejabat AS lainnya bahkan lebih blak-blakan mengenai keadaan operasi militer Rusia.
“Rusia sejauh ini jelas-jelas gagal,” kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan kepada wartawan mengenai rencana Kremlin untuk Ukraina.
“Apakah Rusia merebut sebuah kota atau lebih banyak wilayah, mereka tidak akan pernah mencapai tujuan yang mereka tetapkan .. yaitu membuat negara ini takluk,” ujarnya. “Warga Ukraina yang berani menolak untuk tunduk. Mereka melawan.”
BACA JUGA: Kremlin: Rusia Hanya akan Gunakan Senjata Nuklir Hanya Jika TerancamDalam postingan berbahasa Inggris di Telegram, Kementerian Pertahanan Rusia menggambarkan upaya perang yang sangat berbeda, dengan memuji pasukan Rusia yang bergerak maju di beberapa bagian tenggara Ukraina sementara pasukan Ukraina melarikan diri, dan mengklaim kesuksesan dalam merebut depot-depot bahan bakar dan posisi-posisi di Ukraina dengan senjata “jarak jauh berpresisi tinggi.”
Seorang pejabat senior pertahanan AS, yang memberi pengarahan kepada wartawan dengan syarat anonim dalam membahas masalah intelijen, mengukuhkan kapal-kapal Rusia di Laut Azov telah mulai menggempur kota Mariupol di Ukraina, yang telah diserang hebat selama berhari-hari. [uh/ab]