Presiden Brazil Jair Bolsonaro membatalkan kesepakatan untuk membeli vaksin virus corona yang dikembangkan China, sehari setelah menteri kesehatannya mengumumkan Brazil akan membeli jutaan dosis CoronaVac.
Bolsonaro, Rabu (21/10), mengatakan niat Gubernur Sao Paulo Joao Doria -salah satu lawan utamanya- terdistorsi. Ia menambahkan, ia sudah membatalkan kesepakatan sebelum Menteri Kesehatan Eduardo Pazuello menandatanganinya.
Dalam pernyataan, Pazuello mengatakan, tidak ada komitmen "untuk membeli vaksin”, hanya "nota kesepahaman” yang tidak mengikat antara kementerian kesehatan itu dan Institut Butantan untuk menguji dan memproduksi vaksin.
BACA JUGA: Angka Kematian Akibat Covid-19 di Brazil Tembus 150.000Bolsonaro, yang mengatakan tidak akan membiarkan rakyatnya menjadi kelinci percobaan bagi obat Sinovac, mempromosikan pembelian vaksin lain yang dikembangkan Oxford University di Inggris.
Brazil membantu menguji kedua vaksin tersebut pada tahap akhir uji klinis.
Sementara itu, harian Wall Street Journal melaporkan, regulator kesehatan Brasil mengatakan uji klinis vaksin buatan Oxford University dan AstraZeneca PLC akan berlanjut meskipun seorang sukarelawan meninggal. Baik Oxford University maupun AstraZeneca dilaporkan tidak menemukan masalah keamanan, yang mengharuskan uji coba itu dihentikan. [ka/ab]