China pada hari Senin (30/5) gagal dalam rencananya yang berani untuk meminta 10 negara Pasifik mendukung perjanjian baru yang mencakup berbagai hal, mulai dari keamanan hingga perikanan karena beberapa negara di kawasan itu menyatakan kekhawatiran yang mendalam.
Namun, Menteri Luar Negeri China Wang Yi memperoleh banyak kemenangan kecil saat dia melanjutkan lawatan dari pulau ke pulau di kawasan tersebut.
Wang berada di Fiji untuk menjadi tuan rumah bersama pertemuan penting dengan para menteri luar negeri dari 10 negara kepulauan.
Pada jumpa pers yang tidak lazim sesudah konferensi itu, Wang dan Perdana Menteri Fiji Frank Bainimarama berbicara selama sekitar 30 menit dan kemudian tiba-tiba meninggalkan panggung ketika wartawan mencoba meneriakkan pertanyaan.
Insiden tersebut membuat banyak detail tentang apa yang terjadi pada pertemuan sebelumnya tidak terjawab. Namun, jelas negara-negara yang mengikuti konferensi tersebut belum mendukung rencana China.
Sementara ada kekhawatiran internasional yang berkembang tentang ambisi militer dan keuangan Beijing di kawasan itu, banyak orang Fiji melihat manfaat dalam investasi asing dari mana pun asalnya, selama itu membantu perekonomian rakyat.
“Kita semua tahu banyak mata tertuju pada Suva selama kunjungan ini. Saya harap Anda juga tahu bahwa penilaian poin geopolitik berarti kurang penting bagi siapa pun yang komunitasnya tergelincir di bawah permukaan laut yang naik, yang kehilangan pekerjaan karena pandemi, atau yang keluarganya terdampak oleh kenaikan harga komoditas yang cepat," ujar Bainimarama.
BACA JUGA: China Tandatangani Perjanjian Keamanan dengan Kepulauan SolomonDokumen-dokumen yang diperoleh kantor berita Associated Press mengindikasikan Wang berharap 10 negara itu menyetujui praperjanjian tertulis sebagai bagian dari komunike bersama setelah pertemuan itu.
Namun, Wang tidak berhasil mendapatkan konsensus yang diinginkannya. Namun, dia bersikeras bahwa dukungan China terhadap negara-negara berkembang bersifat global.
“Pembangunan bersama dan kemakmuran China dan semua negara berkembang lainnya sebenarnya akan berarti terjadinya harmoni yang lebih besar, keadilan yang lebih besar, dan kemajuan yang lebih besar di seluruh dunia,” tambah Wang. [lt/uh]