Presiden Korsel Bersikukuh Terkait Rencana Pertahanan Rudal

Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan selama unjuk rasa untuk menentang penempatan sistem THAAD, di depan Kementrian Pertahanan (13/7). Seoul, Korea Selatan (foto: dok)

Meskipun mendapat penentangan besar-besaran terhadap penempatan sistem THAAD, Presiden Korsel bersikukuh untuk menjalankan rencananya. Kemampuan peluru kendali Korut yang terus meningkat, tidak memberi pilihan lain bagi pemerintah Korsel kecuali menempatkan sistem pertahanan tersebut.

Presiden Korsel Park Geun-hye bersikukuh terkait dengan keputusan untuk penempatan sistem pertahanan peluru kendali buatan AS di semenanjung tenggara negara itu, sejalan dengan berlanjutnya unjukrasa menentang rencana tersebut.

Bertindak sebagai ketua rapat Dewan Pertahanan Nasional hari Kamis, Presiden Park mengatakan kemampuan peluru kendali Korea Utara yang terus meningkat, tidak menyisakan pilihan bagi pemerintah kecuali menempatkan sistem Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD) di wilayah Seongju.

Keputusan tersebut telah menimbulkan amarah penduduk Seongju dengan melakukan unjuk rasa, karena mereka khawatir akan risiko terhadap kesehatan dan lingkungan yang ditimbulkan oleh sistem berbasis radar tersebut. Ribuan warga Seongju melancarkan unjuk rasa besar-besaran di Seoul hari Kamis.

Park memperingatkan perlawanan terhadap rencana untuk menempatkan sistem THAAD dapat berujung pada “terbagi” dan “kehilangan arahnya” Korea Selatan, seperti yang diharapkan oleh Korea Utara.

Korea Utara meluncurkan tiga rudal balistik dari kota Hwangju yang terletak di sebelah Barat hari Selasa pagi yang menempuh jarak antara 500 dan 600 kilometer sebelum jatuh ke laut di lepas pantai semenanjung Korea. Peluncuran rudal tersebut terjadi sepekan setelah ancaman Pyongyang untuk melakukan tindakan balasan terhadap Seoul atas penempatan sistem THAAD. [ww]