Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan ia siap turun tangan dan menjadi mediator antara Amerika Serikat dan Korea Utara, setelah kedua negara itu gagal mencapai kesepakatan di Hanoi pekan lalu. Akan tetapi masih perlu dilihat apa yang dapat dilakukan pemimpin Korea Selatan itu untuk menggerakkan Presiden Amerika Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un lebih dekat ke suatu kesepakatan yang dapat diterima kedua pihak.
Profesor kajian internasional Handong Global University, Kim Joon-hyung mengatakan ada harapan secara umum bahwa suatu “kesepakatan penting” dapat dicapai antara Trump dan Kim tanpa melalui sejumlah “tahap menengah,” mengacu pada apa yang umum disebut pendekatan dari pucuk kepemimpinan dalam perundingan.
Namun, tanpa ada kesepakatan dicapai di Hanoi, Kim mengatakan bahwa peran Presiden Moon sejauh ini belum bersikap aktif dan hanya menjadi penghubung kedua pihak untuk memfasilitasi pertemuan apabila terjadi kebuntuan. Ia berpendapat sekaranglah saatnya bagi Moon untuk berperan aktif.
Tetapi Shin Beom-chul, peneliti senior di Asan Institute for Policy Studies mengatakan tindakan Moon bisa berdampak merugikan.
“Jika Moon terus menganjurkan pencabutan sanksi sebelum denuklirisasi, ini akan memperburuk aliansi,” kata Shin, merujuk pada seruan Moon untuk menghapus atau meringankan sanksi-sanksi terhadap Korea Utara, agar rencana proyek-proyek antar-Korea dapat diwujudkan. [uh]