Presiden Mnangagwa Salahkan Pendukung Mugabe dalam Pemboman Maut di Zimbabwe

Presiden Mnangwagwe mengunjungi Mary Chiwenga yang menjadi korban ledakan bom di Bulawayo

Dalam wawancara BBC hari Rabu, Presiden Emmerson Mnangagwa menuduh bahwa kelompok yang berusaha menggantikan Robert Mugabe dengan Grace Mugabe berada di belakang ledakan 23 Juni. Mnangagwa baru saja selesai berbicara kepada sekelompok masyarakat di Bulawayo ketika insiden itu terjadi.

“Firasat saya, tanpa bukti, itu adalah orang-orang yang dirugikan oleh dispensasi baru, yaitu G40. Itu adalah kesimpulan logis dan masuk akal yang mungkin diambil,” ujar Mnangagwa.

G40 adalah faksi informal politisi ZANU-PF, termasuk Grace Mugabe, yang ingin mengganti pejabat-pejabat partai yang lebih tua sebelum dia dipecat dari partai yang berkuasa itu tahun lalu.

Mnangagwa berkuasa November lalu setelah Robert Mugabe menyerah pada tekanan militer dan mengundurkan diri.

“Saya pikir ini adalah aksi politik, oleh beberapa orang yang dirugikan oleh dispensasi demokratis saat ini di negara ini. Ini adalah aktivitas kriminal; ini tidak mengganggu stabilitas negara. Tetapi tentu saja kita harus memastikan bahwa penduduk dilindungi dengan memburu para penjahat itu. Hanya setelah kita menangkap mereka, kita dapat mengetahui sejauh mana jaringan itu menyebar,” jelas Mnangagwa.

Polisi mengatakan ledakan itu menewaskan dua orang dan melukai 47 lainnya.

Mnangagwa juga tidak mau menunda pemilihan presiden dan parlemen yang ditetapkan pada 30 Juli.

Setelah wawancara tersebut disiarkan, beberapa warga Zimbabwe mengkritik Mnangagwa di media sosial. Termasuk Mduduzi Mathuthu, mantan editor harian yang dikendalikan pemerintah dan pengecam Mnangagwa, yang berbicara dengan VOA.

“Merupakan intervensi luar biasa oleh presiden ketika membuat pernyataan seperti yang telah dilakukannya di tengah-tengah penyelidikan polisi. Banyak warga Zimbabwe menunggu polisi untuk mengumumkan temuan mereka dan saya pikir banyak dari mereka dikejutkan sedikit oleh presiden, yang secara efektif melangkahi penyelidikan polisi atau mengarahkan fokus penyelidikan polisi kepada musuh-musuhnya,” ujar Mathuthu.

Profesor ilmu politik Universitas Zimbabwe Eldred Masunungure mengatakan dia tidak percaya partai-partai oposisi terlibat dalam ledakan itu.

“Saya lebih berpikir bahwa itu adalah urusan dalam rezim. Kelanjutan dari pergumulan dalam ZANU-PF. Ini adalah kelanjutan dari perselisihan yang melanda partai itu dalam tiga hingga empat tahun terakhir,” ujar Masunungure.

Minggu ini, juru bicara kepolisian Charity Charamba mengatakan penangkapan belum dilakukan. Dia mengatakan polisi menawarkan hadiah kepada siapa pun yang memberi informasi terpercaya terkait ledakan itu. [as]