Presiden Nigeria Goodluck Jonathan telah menginstruksikan pasukan keamanan untuk menggunakan segala cara yang sah yang diperlukan untuk mengakhiri "impunitas" teroris di Nigeria.
Presiden Nigeria Goodluck Jonathan mengatakan pemerintahnya akan terus melakukan "segala yang mungkin" untuk membebaskan lebih dari 200 anak sekolah yang diculik oleh Boko Haram bulan lalu.
Dalam rekaman pidatonya yang dirilis Kamis (29/5), Jonathan menyebut bahwa sudah 45 hari berlalu sejak “penculikan mengerikan” itu terjadi.
Dia berjanji akan mengobarkan "perang total melawan terorisme" dan mengatakan ia telah menginstruksikan pasukan keamanan untuk menggunakan segala cara yang sah yang diperlukan untuk mengakhiri "impunitas" teroris di Nigeria.
Presiden mengatakan demikian dalam pidato peringatan Hari Demokrasi, hari libur nasional di negara itu. Dia mengatakan pemerintahnya terbuka untuk berdialog dengan warga yang telah mendukung al-Qaida atau kelompok serupa lainnya, jika mereka meninggalkan terorisme.
Hari Senin, seorang pejabat militer mengatakan militer tahu di mana anak-anak sekolah itu sedang ditahan, namun mengatakan akan sulit untuk menggunakan kekuatan untuk menyelamatkan mereka .
Kepala Staf Pertahanan Marsekal Alex Badeh mengatakan kepada wartawan di Abuja bahwa operasi militer bisa berbahaya bagi para siswi itu. "Kita tidak boleh membunuh gadis-gadis kami dengan alasan berusaha untuk mendapatkan mereka kembali," kata Alex Badeh.
Dalam rekaman pidatonya yang dirilis Kamis (29/5), Jonathan menyebut bahwa sudah 45 hari berlalu sejak “penculikan mengerikan” itu terjadi.
Dia berjanji akan mengobarkan "perang total melawan terorisme" dan mengatakan ia telah menginstruksikan pasukan keamanan untuk menggunakan segala cara yang sah yang diperlukan untuk mengakhiri "impunitas" teroris di Nigeria.
Presiden mengatakan demikian dalam pidato peringatan Hari Demokrasi, hari libur nasional di negara itu. Dia mengatakan pemerintahnya terbuka untuk berdialog dengan warga yang telah mendukung al-Qaida atau kelompok serupa lainnya, jika mereka meninggalkan terorisme.
Hari Senin, seorang pejabat militer mengatakan militer tahu di mana anak-anak sekolah itu sedang ditahan, namun mengatakan akan sulit untuk menggunakan kekuatan untuk menyelamatkan mereka .
Kepala Staf Pertahanan Marsekal Alex Badeh mengatakan kepada wartawan di Abuja bahwa operasi militer bisa berbahaya bagi para siswi itu. "Kita tidak boleh membunuh gadis-gadis kami dengan alasan berusaha untuk mendapatkan mereka kembali," kata Alex Badeh.