Presiden Perancis Emmanuel Macron berangkat hari Senin (23/4) ke Amerika Serikat untuk melakukan kunjungan kenegaraan. Ia akan berusaha meyakinkan Presiden Donald Trump akan perlunya mempertahankan kehadiran Amerika di Suriah biarpun setelah teroris ISIS dikalahkan dan memberi Uni Eropa pengecualian bea impor baru atas aluminium dan baja.
“Kami akan membangun Suriah yang baru setelah perang. Itulah sebabnya saya kira peran Amerika sangat penting,” kata Macron kepada televisi Fox News dalam wawancara di Istana Elysee di Paris menjelang kunjungan itu.
Ia menyebut Amerika Serikat sebagai “pemain usaha terakhir untuk perdamaian dan multilateralisme.”
Trump telah mengatakan ia ingin menarik sekitar 2.000 tentara Amerika dari Suriah secepat mungkin, biarpun seminggu yang lalu ia memerintahkan militer Amerika bergabung dengan Perancis dan Inggris untuk melancarkan serangan misil terhadap sarana senjata kimia Suriah sebagai tanggapan atas yang dicurigai serangan gas Suriah. Rencana penarikan pasukan oleh Trump dibuat setelah kejatuhan Raqqa, yang disebut ISIS sebagai ibukota kekhalifahan Islam di Suriah utara.
“Saya akan berterus terang,” kata Macron dalam wawancara itu. “kalau pasukan Amerika ditarik … kami akan meninggalkan wilayah itu ke tangan rejim Iran dan mereka akan menyiapkan perang baru.”
Ia mengatakan Amerika dan Perancis adalah sekutu tetapi “Rusia dan Turki-pun akan mempunyai peran yang sangat penting untuk menciptakan Suriah yang baru dan memastikan rakyat Suriah menentukan masa depan mereka.”
Macron juga mengatakan bahwa sekalipun persetujuan nuklir Iran tidak sempurna, ia tidak melihat adanya opsi yang lebih baik dan menghendaki persetujuan tetap utuh sementara berusaha untuk memberlakukan cara-cara untuk mengekang program misil balistik Iran. [gp]