Uni Eropa menyatakan Senin (4/4) akan mengadakan pembahasan mengenai babak baru sanksi terhadap Rusia, menyusul laporan mengenai kekejaman di kota-kota Ukraina yang telah diduduki pasukan Rusia.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengemukakan dalma sebuah pernyataan bahwa Uni Eropa “akan memajukan, karena masalahnya mendesak, pembahasan mengenai sanksi-sanksi lebih lanjut terhadap Rusia.”
Borrell mengatakan, “Pembantaian di kota Bucha dan kota-kota lain di Ukraina akan tercantum dalam daftar kekejaman yang dilakukan di tanah Eropa.”
Sanksi-sanksi akan dibahas pekan ini. Para menteri luar negeri Uni Eropa akan dapat membacanya di sela-sela pertemuan NATO akhir pekan ini atau pada pertemuan rutin mereka pekan depan.
Pernyataan Borrell menyebutkan bahwa Uni Eropa akan menawarkan bantuan untuk para jaksa penuntut Ukraina yang mengumpulkan dan mengamankan “bukti kejahatan perang.”
Uni Eropa juga mendukung investigasi terhadap kejahatan yang dilakukan Mahkamah Kejahatan Internasional dan komisioner HAM PBB, menurut pernyataan itu.
Sehari sebelumnya Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengecam keras Rusia, menuduh negara itu melakukan kekejaman perang di Ukraina, sewaktu dunia menyaksikan gambaran sekilas pertama mayat-mayat warga Ukraina yang dibiarkan di jalan-jalan Bucha, pinggiran kota Kyiv, setelah pasukan Rusia meninggalkan daerah itu.
“Kami tidak dapat menahan rasa terkejut ini,” kata Blinken dalam acara di televisi CNN, State of the Union. “Kita tidak dapat bungkam atas hal ini. Kita tidak dapat menganggap hal ini normal.”
Blinken mengatakan AS akan “berusaha keras mendokumentasikan” kejahatan perang Rusia di Ukraina meskipun Ukraina mengklaim telah merebut kembali wilayah utara-tengah di sekitar ibu kota. Pasukan Moskow telah ditarik dari wilayah Kyiv untuk memusatkan serangan baru di kota-kota di bagian selatan di pinggiran Laut Hitam dan wilayah Donbas yang diperebutkan di bagian timur Ukraina.
Sementara itu, direktur Human Rights Watch wilayah Eropa dan Asia Tengah mengemukakan dalam sebuah pernyataan bahwa “kasus-kasus yang kami dokumentasikan merupakan kekejaman dan kekerasan yang disengaja dan tak terperikan terhadap warga sipil Ukraina.” Hugh Williamson menambahkan, “Pemerkosaan, pembunuhan dan tindak kekerasan lainnya terhadap orang-orang dalam tahanan pasukan Rusia harus diselidiki sebagai kejahatan perang.”
BACA JUGA: Gambar Satelit Tunjukkan Adanya Parit Panjang di Kuburan Massal UkrainaMengacu pada mayat-mayat di jalan-jalan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam acara Face the Nation di CBS, “Sungguh, ini adalah genosida.” Ia mengatakan Ukraina “dihancurkan dan dimusnahkan” oleh pasukan Rusia.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada CNN, “Ini adalah kekejaman terhadap warga yang belum pernah kami lihat selama puluhan tahun” di Eropa. “Ini merupakan tanggung jawab Presiden (Rusia Vladimir) Putin untuk mengakhiri perang.”
BACA JUGA: Menlu AS Kutuk Kekejian Perang Rusia di UkrainaSementara Sekjen PBB Antonio Guterres mencuit di Twitter, “Saya sangat terguncang oleh foto-foto warga sipil yang tewas di Bucha, Ukraina. Penting sekali adanya investigasi independen yang mengarah pada akuntabilitas yang efektif.”
Kementerian Pertahanan Rusia sendiri mengemukakan dalam sebuah pernyataan hari Minggu bahwa pihaknya tidak membunuh warga sipil di Bucha dan mengklaim bahwa rekaman video dan foto-foto yang menunjukkan mayat itu merupakan “provokasi lainnya” oleh Barat. Rusia meminta Dewan Keamanan untuk mengadakan pertemuan hari Senin untuk membahas tindakan “orang-orang Ukraina radikal” di Bucha. [uh/ab]