Presiden Ukraina Petro Poroshenko hari Selasa (24/1) menyerukan kepada negara-negara besar dunia untuk mempertahankan sanksi-sanksi terhadap Rusia, tampaknya menanggapi komentar-komentar Presiden AS Donald Trump yang mengisyaratkan kesediaan Amerika Serikat untuk memperlonggar pembatasan-pembatasan yang sudah lama diberlakukan.
Sebelumnya bulan ini, Trump mengatakan kepada harian The Wall Street Journal ia akan mempertimbangkan mencabut sebagian sanksi jika Rusia mendukung tujuan-tujuan Amerika untuk melawan teror.
Minggu lalu ia mengatakan kepada harian The Times of London bahwa sanksi-sanksi terhadap Rusia bisa dihapus sepenuhnya sebagai bagian dari perjanjian pengurangan senjata nuklir.
Amerika Serikat, Uni Eropa dan negara-negara lainnya memberlakukan sanksi-sanksi terhadap Rusia awal tahun 2014 karena menganeksasi Krimea dari Ukraina dan mendukung separatis pro Rusia di Ukraina timur.
“Kami menghargai dukungan bipartisan kuat di Amerika selama tiga tahun terakhir dan tidak melihat alasan untuk mengubah situasi ini,” kata Poroshenko kepada media ketika ditanya mengenai komentar-komentar Trump, saat singgah di Estonia.
Komentar Poroshenko kepada media disampaikan di tengah-tengah lawatan diplomatik selama dua hari ke Estonia dan Finlandia. Tentara dari kedua negara berpartisipasi dalam latihan militer yang didukung Amerika untuk menandingi peningkatan kehadiran Rusia di sepanjang pantai Baltik dan Eropa Timur.
Tank-tank Amerika yang menuju Polandia tiba di Jerman awal bulan ini sebagai bagian dari langkah untuk meyakinkan aliansi yang cemas dengan pemangkalan artileri dan perlengkapan militer di seluruh wilayah timur NATO.
“Kami tidak melihat kaitan antara mengurangi atau menghapus sanksi-sanksi dan kemungkinan kemajuan di Timur Tengah dan Ukraina,” tambah Poroshenko selama persinggahan berikutnya di Finlandia.
“Dengan situasi itu satu-satunya cara efektif untuk memotivasi Federasi Rusia, Presiden Putin maju ke meja perundingan." [my/al]