Zelenskyy menemui Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte sebelum terbang ke Paris untuk menemui Presiden Prancis Emmanuel Macron. Ia juga akan bertemu dengan pemimpin Jerman dan Italia pekan ini untuk mendiskusikan rencana tersebut.
Ia sebelumnya dijadwalkan untuk menguraikan rencananya itu pada sebuah pertemuan akhir pekan dengan para pemimpin dan menteri pertahanan negara-negara Barat di Jerman, akan tetapi hal itu ditunda karena Presiden Amerika Serikat Joe Biden harus berada di dalam negeri untuk mengatasi Badai Milton yang menerjang Florida.
Zelenskyy, Rabu (9/10), mengatakan ia berharap pertemuan itu dapat segera dijadwalkan kembali.
Rincian rencana Zelenskyy masih dirahasiakan, akan tetapi garis besarnya telah terungkap, termasuk perlunya tindakan cepat atas keputusan-keputusan yang telah dipertimbangkan oleh sekutu-sekutu Barat sejak Rusia melancarkan invasi berskala penuh ke Ukraina pada tahun 2022.
BACA JUGA: Hadapi Berbagai Isu, Sekjen Baru NATO Mark Rutte Berjanji Akan Dukung UkrainaDalam konferensi tingkat tinggi negara-negara Eropa tenggara pada Rabu di Kroasia, Zelenskyy mengatakan bahwa rencananya itu berupaya memperkuat Ukraina “baik secara geopolitik maupun di medan perang,” sebelum digelar perundingan apa pun dengan Rusia.
Ukraina masih menunggu jawaban mitra-mitra Baratnya atas permintaan yang telah berulang kali diajukan Kyiv untuk menggunakan senjata jarak jauh yang telah mereka berikan, agar dapat menyasar target-target jauh di dalam wilayah Rusia.
Meski beberapa negara, termasuk Inggris, diperkirakan bersedia memberikan lampu hijau, Biden masih menahan diri karena khawatir hal itu dapat mengeskalasi konflik.
Pemimpin Ukraina itu terakhir kali mengunjungi London pada bulan Juli, segera setelah pemerintahan Partai Buruh di bawah Starmer terpilih. Di sana, Zelenskyy berpidato pada rapat Kabinet Inggris.
Juru bicara Starmer, Dave Pares, mengatakan bahwa pertemuan dengan Zelenskyy dan kepala NATO akan membicarakan “diskusi strategis yang luas” tentang dukungan Inggris dan sekutu terhadap Ukraina pada “masa yang penting,” alih-alih tentang keputusan tertentu. [rd/ab]