Presiden Venezuela Bertekad Menaikkan Harga Bahan Bakar

Seorang pekerja Venezuela memegang bendera Iran dalam upacara penyambutan kedatangan tanker minyak Iran, Fortune, di Kilang El Palito, dekat Puerto Cabello, Venezuela, 25 Mei 2020.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro, Rabu (27/5), bertekad mulai meminta warganya untuk membayar bensin, ketika kargo keempat dari lima tanker yang membawa bahan bakar dari Iran mendekati zona ekonomi eksklusif negara di Amerika Selatan itu.

Iran menyediakan 1,53 juta barel bensin dan sejumlah produk bahan bakar minyak (BBM) lainnya untuk negara itu guna meringankan kelangkaan akut yang mengakibatkan warga Venezuela mengantre selama berjam-jam di sejumlah pom bensin atau membeli dengan harga yang mahal di pasar gelap.

Kedatangan pasokan bensin itu, kata Maduro, akan mengakhiri kebijakan penyediaan bahan bakar gratis setelah harga tidak berubah selama lebih dari dua dekade. Ia tidak merinci lebih lanjut.

"Bensin harus dibayar," kata Maduro dalam pidato pada sebuah televisi milik pemerintah, sekaligus memaparkan kenaikan harga itu menjadi bagian dari suatu "rencana normalisasi dan regularisasi."

"Saya mendapat dukungan dan pengertian dari warga Venezuela," Maduro menambahkan lebih lanjut menyalahkan Amerika Serikat atas kelangkaan bahan bakar akibat menjatuhkan sejumlah sanksi terhadap perusahaan minyak negara, PDVSA tahun lalu. Sanksi itu adalah bagian dari upaya untuk menggulingkan Maduro, yang dituduh oleh AS melakukan kecurangan dalam Pemilu 2018.

Tiga sumber yang memahami perihal tersebut mengatakan sejumlah layanan pom bensin mulai menguji beberapa sistem pembayaran baru.

Menurut sumber yang berbicara tanpa diungkap identitasnya itu, dalam beberapa minggu terakhir, lebih dari 100 pos layanan di seluruh wilayah negara itu menerima peralatan baru yang memungkinkan mereka untuk membebankan biaya penjualan bensin eceran dan penjatahan, meski meskipun operator sistem itu belum menerima instruksi lebih rinci dari pemerintah atau PDVSA. [mg/ft]