Di bawah tekanan internasional untuk mengundurkan diri, Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh mengatakan ia tidak akan terseret perang saudara.
Presiden Ali menyampaikan hal itu hari Rabu, sewaktu terjadi bentrokan yang menimbulkan korban antara pasukan pro-pemerintah dan mereka yang setia pada kepala suku yang berpengaruh pada hari ketiga, di Sana’a. Kepala suku itu sejalan dengan gerakan oposisi yang menghendaki Presiden Ali turun segera dari jabatannya.
Dalam serangkaian pernyataan dan wawancara dengan organisasi-organisasi media, Presiden Ali juga mengatakan ia tidak akan membiarkan Yaman menjadi negara yang gagal. Dalam wawancara lain ia bertekad akan tetap menjadi presiden meskipun terjadi unjukrasa menentang dirinya dan pasukan pemerintah bentrok dengan kekuatan oposisi.
Para saksi Rabu pagi melaporkan mendengar suara tembakan di ibukota, di mana terjadi pertempuran antara pasukan Presiden Ali dan mereka yang setia kepada Sheikh Sadeq al-Ahmar – Kepala Suku Hashid yang telah menewaskan sedikitnya 41 orang.
Para saksi juga mengatakan para pejuang kepala suku itu telah menguasai sejumlah gedung pemerintah di Sana’a.
Keputusan Al-Ahmar untuk melibatkan pendukungnya dalam perang melawan pasukan pemerintah, menandai peningkatan pergolakan anti-pemerintah yang hampir mencapai empat bulan.