Presiden Zimbabwe Yakin Menangi Pemilu

Presiden Zimbabwe Robert Mugabe (keempat dari kanan) dan ibu negara Grace Mugabe (kedua dari kanan) dalam pesta ulang tahun di istana negara. (AFP/Jekesai Njikizana)

Rayakan ulang tahun ke-89 dengan acara yang sangat mewah, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe yakin akan memenangkan kembali pemilu tahun ini.
Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, yang menginjak usia ke-89 akhir Februari, mengatakan Sabtu (2/3) bahwa ia yakin akan dengan mudah mengalahkan lawan-lawannya pada pemilihan presiden tahun ini dan akan berkuasa lima tahun lagi.

Presiden Mugabe memotong kue seberat 89 kilogram di stadion olahraga di kota pertambangan Bindura, sekitar 90 kilometer timur laut Harare. Kelompok pemuda dari partainya, ZANU-PF, mengatakan mereka berjalan ke pesta itu untuk merayakan “perjalanan Mugabe melalui perjuangan hidup melawan kolonialisme dan imperialisme Barat.''

Mugabe mengatakan ia yakin partai ZANU-PF akan menang dalam pemilu dan menuduh saingannya mengklaim peningkatan kekerasan politik baru-baru ini untuk menutupi kekalahan dalam pemilu mendatang dengan dalih pemilu tidak akan bebas dan adil.

Gubernur bank sentral negara itu menyumbangkan 89 sapi untuk Mugabe. Gubernur provinsi setempat Martin Dinha menjanjikan makanan gratis di tempat acara bagi 20.000 orang itu akan berlimpah dan pada malam hari akan ada “beraneka hiburan.''

Pejabat-pejabat partai Mugabe dilaporkan mengumpulkan sumbangan US$600 ribu untuk acara itu. Sementara sekitar 1,5 juta rakyat Zimbabwe di negara itu bergantung pada bantuan pangan dalam ekonomi yang sulit, perusahaan penambangan intan yang dikuasai polisi dan militer yang setia pada Mugabe dan mengoperasikan ladang intan di timur negara itu, ikut membayar pembelian kue setinggi dua meter, kue terbesar dari lima kue mewah yang disajikan.

Perdana Menteri Morgan Tsvangirai, yang membentuk koalisi yang goyah dengan Mugabe setelah dimediasi pemimpin kawasan menyusul pemilu yang memicu kekerasan dan sengketa 2008, berada di Zimbabwe tengah hari itu, meluncurkan kampanye partainya untuk memilih konstitusi baru tanggal 16 Maret.
Pemilihan anggota parlemen dan presiden, yang akan mengakhiri koalisi itu, akan dijadwalkan kemudian, mungkin sekitar bulan Juli.