Indonesia akan menjabat presidensi G20 mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022. Ini kali pertama Indonesia menjabat Presidensi G20. Empat negara Asia lainnya yang pernah mendapat giliran sebagai Presidensi G20 adalah Jepang, Cina, Korea Selatan dan Arab Saudi.
Dalam jumpa pers secara virtual, Jumat (26/11) malam, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan akan ada lebih dari seratus acara pendamping dalam beragam format termasuk pertemuan negara-negara kepulauan yang akan diikuti oleh 47 negara kepulauan di mana Indonesia ketuanya.
"Menurut pandangan saya, Indonesia menjadi tuan rumah G20 menunjukkan makin tingginya pengakuan, pengaruh, dan kekuatan Indonesia secara global global. Mereka juga menunggu peran Indonesia yang telah meningkat di tingkat kawasan dan global. Saya harus mengatakan para pemimpin global makin mengakui Indonesia, terutama setelah mampu mengontrol pandemi COVID-19," kata Luhut.
Luhut menambahkan dengan jabatan Presidensi G20, Indonesia dapat memainkan peran penting dalam masa pemulihan setelah pandemi COVID-19.
BACA JUGA: Ambil Alih Presidensi G20, Indonesia Dorong Pemulihan Ekonomi Global yang InklusifJabatan Presidensi G20 dinilai akan menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk membuka berbagai potensi untuk mempromsikan kemajuan pembangunan Indonesia kepada dunia.
Menurut Luhut ada beberapa kepentingan Indonesia selama menjabat Presidensi G20 yakni pariwisata, produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan inevstasi serta kerjasama.
Ditambahkannya, industri pariwisata Indonesia telah sangat terdampak oleh pandemi COVID-19. Oleh karena itu pemerintah perlu mendorong pariwisata Indonesia selama pelaksanaan konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 tahun depan, antara lain dengan mengusahakan agar para delegasi yang hadir dapat memperpanjang masa kunjungan mereka di Indonesia.
Pemerintah juga akan mendorong UMKM yang menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi dan akan memfasilitasi promosi produk-produk tersebut di acara-acara pendamping terkait. Indonesia juga kan mempromosikan inisiatif ke arah pembangunan berkelanjutan, seperti transisi ke energi ramah lingkungan dan kendaraan bertenaga listrik.
Selama menjabat Presidensi G20, pemerintah akan berupaya menangkap keinginan global untuk berinvestasi di Indonesia dan menciptakan berbagai peluang yang sesuai dengan prioritas kepentingan nasional.
Luhut mengatakan pemerintah akan memusatkan perhatian pada investasi di sektor farmasi dan layanan kesehatan, teknologi digital serta enegeri terbarukan dan infrastruktur ramah lingkungan.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menggarisbawahi prinsip dan prioritas utama Indonesia selama menjabat Presidensi G20 yaitu inklusifitas.
"Kata kunci ini (inklusifitas) akan diterjemahkan ke semua kelompok kerja. Presidensi Indonesia (di G20) bertujuan membuat G20 relevan tidak hanya bagi anggota-anggotanya, tapi juga seluruh dunia. Karena itulah, Indonesia akan menekankan pada bekerja bersama, terutama dengan negara kurang maju, negara pulau-pulau kecil, dan negara berkembang," ujar Retno.
Di bawah kepemimpinan Indonesia, G20 bukan hanya mengundang Uni Afrika, NEPAD (Kemitraan baru untuk Pembangunan Afrika) dan ASEAN seperti praktik biasanya. Namun Indonesia juga akan mengundang Komunitas Karibia (CARICOM), dan Forum Negara-Negara pasifik (PIF) sebagai perwakilan dari negara-negara kecil.
Presidensi Indonesia di G20 akan mempunyai sebelas kelompok kerja di bidang pertanian, anti-korupsi, pembangunan, perdagangan-industri-investasi, pendidikan, lapangan kerja, transisi energi, lingkungan dan iklim, kesehatan, pariwisata serta ekonomi digital. Juga ada satu inisiatif mengenai pemberdayaan perempuan.
Menurut Retno, tiga prioritas selama Indonesia menjabat Presidensi G20 adalah memperkuat arsitektur kesehatan global, transisi energi dan transformasi digital. [fw/em]