Protes-protes Anti Pemerintah Meningkat di Irak

Protesters hit a poster showing Iraqi Prime Minister Adel Abdel-Mahdi with shoes during ongoing anti-government protests in Baghdad, Iraq, Nov. 3, 2019.

Para demonstran anti-pemerintah di Baghdad menutup jalan-jalan dan kantor-kantor pemerintah di Ibu Kota Irak, Minggu (3/11). Mereka meningkatkan serangkaian demonstrasi selama sebulan untuk menuntut perubahan politik.

Puluhan ribuan demonstran telah berkumpul dalam beberapa hari belakangan di Lapangan Tahrir Baghdad dan di seluruh Irak selatan. Mereka menutup pasar, pabrik, sekolah dan kampus untuk memprotes sistem politik yang diterapkan sejak invasi pimpinan AS pada 2003 yang menggulingkan diktator Saddam Hussein.

Perdana Menteri Adel Abdul-Mahdi menyerukan agar tempat-tempat yang ditutup segera dibuka kembali. Dia menyebut ancaman terhadap fasilitas minyak dan penutupan jalan telah merugikan Irak sebesar "jutaan" dolar dan menyebabkan kenaikan harga berbagai kebutuhan di negara itu.

"Waktunya kehidupan kembali normal," kata pemimpin Irak itu.

Ribuan pelajar bolos sekolah untuk bergabung dalam berbagai aksi protes. Para pengunjuk rasa menyalahkan para pemimpin negara atas maraknya korupsi, tingginya pengangguran dan buruknya layanan umum.

Sejak awal Oktober, pasukan keamanan telah menembaki para demonstran dengan gas air mata, peluru karet dan peluru tajam, menewaskan sedikitnya 256 orang. [vm/ft]