PSI 'Bongkar' Kebohongan Wacana Jokowi Pakai Konsultan Asing 

Juru bicara PSI Dedek Prayudi (kiri) Calon legislatif PSI Daniel Tumiwa (tengah) dan Pakar Komunikasi Ade Armando saat diskusi di Kantor PSI, Jakarta, Jumat (15/2). (Foto: VOA/Ahmad Bhagaskoro)

Kubu Joko Widodo menuding kubu Prabowo Subianto secara sengaja dan sistematis menyebar kabar bohong soal Jokowi menggunakan konsultan asing.

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyatakan isu penggunaaan konsultan asing dari Amerika Serikat Stanley Greenberg yang ditudingkan ke Joko Widodo telah direncanakan dengan matang. Pakar digital yang juga calon legislatif PSI, Daniel Tumiwa mengatakan, hal tersebut terlihat dari pembuatan website yang mereka sebut palsu yang menjadi sumber penyebaran informasi tersebut.

Website yang dimaksud adalah "political-stategist.com", yang diduga meniru website resmi konsultan politik Roland Vincent, The Political Strategist dengan nama website "thepoliticalstrategist.com".

"Jadi kami di PSI melihat ini sebagai persoalan yang serius. Kita harus membongkar ini dan harus mendapat perhatian khusus. Website palsu sudah dibuat sejak 2016 di Kanada," jelas Daniel Tumiwa di kantor PSI, Jakarta, Jumat (15/2).

BACA JUGA: Kubu Jokowi dan Prabowo Saling Bantah soal Propaganda Rusia dan Konsultan Asing

Daniel menambahkan dalam website 'palsu' itu tercantum nama Stan Greenberg, lengkap dengan profil yang hampir sama dengan website resminya. Namun, pada bagian klien, di website tersebut tertulis nama Jokowi. Sementara di website resminya, tidak ada nama Jokowi sebagai klien.

Atas dasar tersebut, ia menilai penyebaran kebohongan tersebut dilakukan secara sistematis. Hal itu juga terlihat, ketika informasi tersebut diberitakan salah satu media online, informasi tersebut langsung disebarluaskan oleh beberapa politisi pendukung Prabowo Subianto.

Sementara juru bicara PSI, Dedek Prayudi meyakini pelaku penyebaran kebohongan Jokowi menggunakan konsultan asing berasal dari kubu Prabowo. Hal tersebut kata dia terlihat dari pola penyebaran kebohongan yang dilakukan kubu Prabowo selama ini. Antara lain sama dengan pola kasus pemukulan Ratna Sarumpaet dan kotak suara yang sudah dicoblos 7 kontainer.

"Karena ini saya hanya melihat pola dan pihak yang paling diuntungkan dengan kondisi dimana publik mempercayai hoaks ini, itu adalah orang yang sama. Sehingga tidak berlebihan kalau saya katakan, bahwa saya sangat meyakini ini dilakukan oleh orang-orang yang itu lagi," tambah Dedek.

Kendati demikian, Dedek tidak akan melaporkan ke aparat terkait penyebaran informasi Jokowi menggunakan konsultan asing. Sebab, kata dia, hal tersebut akan memakan waktu dan membuang energi PSI.

BACA JUGA: Kedubes Rusia Bantah Ikut Campur dalam Pilpres Indonesia

Menanggapi hal tersebut Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean mengatakan tidak akan memberikan klarifikasi apapun terkait pernyataan dari PSI. Apalagi, kata dia, Jokowi juga pernah menuduh Prabowo menggunakan konsultan asing untuk pemilu 2019 ini.

"Kita tidak akan melakukan klarifikasi untuk itu. Tidak ada urusan paslon 02 dengan itu, kita tidak akan memberikan klarifikasi apapun. Sama dengan tuhuhan Jokowi bahwa Prabowo menggunakan jasa Allan Nairn. Apakah kami pernah meminta Jokowi mengklarifikasi hal itu?," tutur Ferdinand Hutahaean kepada VOA.

Ferdinand menyarankan PSI melapor ke kepolisian agar pembuat situs yang mereka sebut palsu dapat segera terungkap, ketimbang menuduh pihaknya melakukan penyebaran informasi bohong ke masyarakat.

BACA JUGA: BPN Prabowo-Sandi Tegaskan Tak Gunakan Konsultan Asing

Wacana penggunaan konsultan asing pada pemilu 2019, muncul ketika Jokowi menyebut “adanya tim sukses yang menyiapkan propaganda Rusia,” merujuk pada meluasnya “fitnah, dusta dan hoaks. Pernyataan Jokowi kemudian dibantah kubu Prabowo dan justru sebaliknya menuding Jokowi menggunakan konsultan politik Amerika Serikat, Stanley Greenberg. [Ab/em]