PSSI dan KPSI sepakat akhiri perseteruan dan bergabung menjadi satu, termasuk dengan liga dan tim nasionalnya.
JAKARTA —
Dua asosiasi olahraga yang berseteru sepakat untuk bergabung, Minggu (17/3), mengakhiri kekisruhan yang menghasilkan ancaman larangan bertandingan di kejuaraan internasional dari federasi asosiasi sepakbola internasional (FIFA).
Pertemuan antara Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Komite Penyelamatan Sepakbola Indonesia (KPSI), diadakan sebelum tenggat yang diberikan FIFA, berujung pada pembubaran KPSI dan kesepakatan untuk merekonsiliasi dua kejuaraan nasional tahun depan.
Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Roy Suryo mengatakan perjanjian rekonsiliasi telah membebaskan Indonesia dari kemungkinan mendapatkan sanksi. Tim nasional Indonesia dijadwalkan untuk bermain melawan Arab Saudi Sabtu mendatang.
Ketua KPSI La Nyalla Mattalitti kini menjadi wakil ketua PSSI, yang sekarang dipimpin oleh Djohar Arifin Husin.
“Sekarang tidak ada lagi dualisme,” ujar Djohar usai pertemuan yang dihadiri 100 wakil klub dan asosiasi sepakbola lokal.
Hampir 500 polisi dikerahkan untuk mengamankan pertemuan yang diadakan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.
Kisruh terkait penguasaan olahraga oleh dua fraksi bisnis yang terhubungkan dengan kelompok-kelompok politik telah mengakibatkan adanya dua liga domestik, dua tim nasional dan skandal-skandal termasuk pemain-pemain yang tidak dibayar.
Perseteruan terjadi pada 2011 ketika Djohar terpilih menjadi ketua PSSI dan kemudian memecat orang-orang dekat pendahulunya, Nurdin Halid, yang terkena kasus korupsi.
Mantan anggota-anggota PSSI kemudian membentuk KPSI, yang didukung oleh beberapa klub sepakbola, dan mengelola liga yang tidak resmi.
Pertemuan Minggu juga menetapkan penggabungan dua liga setelah selesainya kompetisi-kompetisi yang sedang berjalan dan diharapkan berakhir tahun depan.
PSSI membawahi Liga Premier Indonesia, yang memiliki empat klub, sementara KPSI memiliki 18 klub di bawah Liga Super Indonesia.
Djohar mengatakan enam anggota komite eksekutif dipecat setelah protes dan meninggalkan pertemuan. (AP)
Pertemuan antara Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Komite Penyelamatan Sepakbola Indonesia (KPSI), diadakan sebelum tenggat yang diberikan FIFA, berujung pada pembubaran KPSI dan kesepakatan untuk merekonsiliasi dua kejuaraan nasional tahun depan.
Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Roy Suryo mengatakan perjanjian rekonsiliasi telah membebaskan Indonesia dari kemungkinan mendapatkan sanksi. Tim nasional Indonesia dijadwalkan untuk bermain melawan Arab Saudi Sabtu mendatang.
Ketua KPSI La Nyalla Mattalitti kini menjadi wakil ketua PSSI, yang sekarang dipimpin oleh Djohar Arifin Husin.
“Sekarang tidak ada lagi dualisme,” ujar Djohar usai pertemuan yang dihadiri 100 wakil klub dan asosiasi sepakbola lokal.
Hampir 500 polisi dikerahkan untuk mengamankan pertemuan yang diadakan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.
Kisruh terkait penguasaan olahraga oleh dua fraksi bisnis yang terhubungkan dengan kelompok-kelompok politik telah mengakibatkan adanya dua liga domestik, dua tim nasional dan skandal-skandal termasuk pemain-pemain yang tidak dibayar.
Perseteruan terjadi pada 2011 ketika Djohar terpilih menjadi ketua PSSI dan kemudian memecat orang-orang dekat pendahulunya, Nurdin Halid, yang terkena kasus korupsi.
Mantan anggota-anggota PSSI kemudian membentuk KPSI, yang didukung oleh beberapa klub sepakbola, dan mengelola liga yang tidak resmi.
Pertemuan Minggu juga menetapkan penggabungan dua liga setelah selesainya kompetisi-kompetisi yang sedang berjalan dan diharapkan berakhir tahun depan.
PSSI membawahi Liga Premier Indonesia, yang memiliki empat klub, sementara KPSI memiliki 18 klub di bawah Liga Super Indonesia.
Djohar mengatakan enam anggota komite eksekutif dipecat setelah protes dan meninggalkan pertemuan. (AP)