Putin Kembali Calonkan Diri sebagai Capres 2024

  • Associated Press

Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato di kongres partai "Rusia Bersatu" di Moskow, Minggu 17 Desember 2023.

Vladimir Putin secara resmi memasukkan sejumlah dokumen ke Komisi Pemilu Pusat Rusia untuk ikut bertarung dalam pemilu presiden tahun depan.

Presiden Rusia Vladimir Putin hari Senin (18/12) mengambil satu langkah baru untuk secara resmi mendaftarkan pencalonan dirinya dalam pemilu presiden tahun 2024 sebagai calon independen. Ia menyerahkan sejumlah dokumen yang disyaratkan.

Berdasarkan Undang-Undang Pemilu Rusia, mereka yang ingin bertarung sebagai calon independen, bukan dari partai, harus dinominasikan oleh kelompok yang memiliki sedikitnya 500 pendukung. Kelompok yang menominasikan Putin kali ini mencakup sejumlah pejabat tinggi dari partai yang berkuasa, aktor dan penyanyi terkemuka Rusia, atlet dan tokoh-tokoh masyarakat terpandang lainnya. Setelah memasukkan dokumen ke Komisi Pemilu Pusat Rusia, Putin diperkenankan mulai mengumpulkan tanda tangan para pendukungnya.

Untuk dapat mendaftarkan diri dalam pemilu, kandidat-kandidat independen ini memerlukan sedikitnya 300.000 tanda tangan dari 40 kawasan atau lebih.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyerahkan dokumen sebagai calon presiden Rusia pada Pilpres 2024 mendatang di Komisi Pemilihan Umum Pusat di Moskow, Rusia, Senin (18/12).

Selama bertahun-tahun Putin telah menggunakan strategi berbeda untuk memenangkan pemilu. Jika pada tahun 2018 ia maju sebagai calon independen dan mengumpulkan ratusan tanda tangan yang diperlukan, pada tahun 2012 ia bertarung sebagai calon presiden dari Partai Rusia Bersatu, sehingga tidak memerlukan dukungan tanda tangan.

Berbicara dalam forum Partai "Rusia Bersatu" hari Minggu (17/12), yang secara resmi mencalonkannya sebagai calon independen, Putin secara khusus mengecam Barat, yang menurutnya berupaya menumbangkan sistem ekonomi, sosial dan politik Rusia.

“Saat Barat melancarkan agresi nyata terhadap kita, yang terus berkembang dari tahun ke tahun, para elit Barat tidak hanya berharap dapat meruntuhkan ekonomi dan lingkungan sosial Rusia, tetapi juga sistem politik negara ini. Mereka percaya dan masih percaya bahwa mereka dapat menabur kekacauan internal di antara kami. Metode destabilisasi semacam itu sudah sangat dikenal, dan telah dicoba dan diuji lebih dari sekali oleh para elit Barat di banyak wilayah di dunia, dalam apa yang disebut sebagai kudeta. Namun, upaya semacam itu tidak berhasil dan, saya yakin, tidak akan berhasil dalam kaitannya dengan Rusia, sebuah negara yang bebas, merdeka, dan berdaulat."

Mantan Wartawan & Ibu Tiga Anak Siap Tantang Putin

Beberapa jam sebelum pencalonan resmi itu diumumkan, seorang mantan jurnalis dan ibu tiga anak dari sebuah kota kecil di bagian barat Rusia, Yekaterina Duntsova, juga mencalonkan diri sebagai calon independen. Sota, sebuah publikasi berita Rusia yang berisi informasi dari kelompok oposisi, demonstrasi dan hak asasi manusia, melaporkan bahwa Duntsova telah berhasil melewati rintangan awal ketika ia mengumpulkan 521 dukungan dalam sebuah pertemuan di ibu kota Moskow.

Duntsova dikenal sebagai mantan legislator lokal yang menyerukan perdamaian di Ukraina dan pembebasan para pengecam Kremlin dari penjara. Namun setelah pengumuman pencalonan dirinya, Duntsova mengatakan ia “merasa takut” maju sebagai calon presiden. Ia khawatir pihak berwenang Rusia akan membubarkan pertemuan dengan para pendukung yang akan mencalonkannya secara resmi.

"Orang-orang hanya memiliki sedikit kesempatan untuk menyatakan pendapat mereka secara terbuka, tetapi seorang perempuan akan selalu memahami dan mendukung, itulah mengapa Rusia kini siap untuk memiliki presiden perempuan,” tukasnya.

BACA JUGA: Partai Berkuasa Rusia Dukung Pemilihan Kembali Putin

Menjawab pandangan bahwa Rusia membutuhkan pemimpin yang kuat, Duntsova mengatakan, “Jika kita menciptakan situasi di mana orang-orang dapat membuat keputusan secara mandiri, maka semuanya akan berjalan dengan baik dan Anda tidak akan membutuhkan tangan (pemimpin.red) yang kuat. Saya percaya pada pengorganisasian mandiri."

Awal Desember lalu para anggota parlemen Rusia menetapkan tanggal 17 Maret 2024 sebagai hari pemungutan suara.

Berdasarkan reformasi konstitusional yang dirancangnya, Putin memenuhi syarat menjabat dua kali masa jabatan enam tahun lagi, setelah masa jabatannya saat ini – atau yang keempat – berakhir tahun depan. Hal ini memungkinkan Putin tetap berkuasa hingga tahun 2036.

Kontrol ketat terhadap sistem politik Rusia yang telah dibangunnya selama 24 tahun berkuasa, diyakini akan membuat pemilu presiden tahun 2024 nanti memuluskan langkah Putin menjadi orang nomor satu di Rusia untuk kelima kalinya.

Sebagian pengecam yang menantangnya untuk bertarung dalam pemilu presiden, kini berada di penjara atau tinggal di luar negeri. Sebagian besar media independen juga telah diberangus. [em/jm]