Putin Salahkan Pemberontak atas Banyaknya Korban Sipil di Suriah

Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pidato dalam sebuah pertemuan antar lembaga pemerintah di Moskow (foto: dok).

Putin mengatakan terlalu dini untuk membicarakan masa depan Presiden Suriah Bashar al-Assad, termasuk apakah ia akan tetap berkuasa di Suriah.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, banyaknya korban sipil di Suriah adalah kesalahan "para pemberontak dan pendukung asing mereka," serta bukan merupakan tanggung jawab Presiden Bashar al-Assad.

Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Selasa (12/1) oleh surat kabar Jerman "Bild", Putin mengatakan Assad hanya memerangi mereka yang mengangkat senjata melawan pemerintah, dan walaupun ia "telah melakukan banyak kesalahan" selama perang di Suriah yang telah berlangsung hampir lima tahun, Assad tidak bertanggung jawab atas skala konflik (yang membesar).

"Konflik (Suriah) tidak akan pernah menjadi begitu besar jika itu tidak didorong oleh pihak-pihak di luar Suriah - dengan (dukungan) senjata, uang dan pejuang," kata Putin kepada harian "Bild".

"Siapa yang bertanggung jawab untuk (semua) itu? Pemerintahan Assad, yang berusaha untuk mempertahankan keutuhan wilayah negaranya? Atau para pemberontak yang ingin memecah wilayah Suriah dengan berperang melawan pemerintah?," tanya Putin.

Rusia adalah sekutu pemerintah Suriah, dan akhir September lalu memulai kampanye serangan udara yang dikritik oleh negara-negara Barat sebagai menargetkan pemberontak (dukungan Barat) dan bukan menyerang kelompok militan ISIS.

Putin mengatakan bahwa pesawat-pesawat tempur Rusia tidak mengebom sasaran-sasaran sipil dan bahwa Rusia memiliki bukti-bukti untuk menunjukkan bahwa kritikan atau tuduhan Barat itu salah.

Sementara PBB sedang mengupayakan putaran baru perundingan damai antara pihak-pihak yang bertikai di Suriah pada akhir bulan ini di Jenewa, Putin menegaskan bahwa ia tidak ingin melihat Suriah menjadi seperti Irak atau Libya.

Ia menambahkan, "tapi ini tidak berarti bahwa segala sesuatunya akan tetap sama. Setelah stabilitas di Suriah membaik, harus dilanjutkan dengan reformasi konstitusi, dan kemudian pemilihan presiden lebih awal."

"Hanya rakyat Suriahlah yang dapat memutuskan siapa yang seharusnya memerintah negara mereka di masa depan," tegas Putin.

Putin menambahkan bahwa sebelum diadakan pemilu, masih terlalu dini untuk membicarakan masa depan Assad, termasuk apakah ia akan tetap di Suriah.

Pemimpin Rusia itu juga mengisyaratkan tidak ada masalah bagi negaranya untuk menerima Assad, dengan mengatakan bahwa lebih sulit bagi Rusia untuk memberikan suaka kepada mantan kontraktor keamanan nasional AS Edward Snowden yang melarikan diri ke Rusia pada tahun 2013, setelah membocorkan dokumen-dokumen rahasia.

Untuk saat ini, Putin mengatakan Rusia akan terus melanjutkan operasi militernya di Suriah guna mendukung pasukan Suriah pro-Assad dan kelompok-kelompok pemberontak yang berjuang melawan militan Negara Islam (ISIS). [pp]