Presiden Rusia Vladimir Putin, Senin (12/8) mengatakan serangan Ukraina ke wilayah Kursk adalah upaya untuk mengalihkan perhatian dari serangan Moskow di wilayah Donbas, Ukraina timur, untuk mendapatkan posisi negosiasi yang lebih baik guna mengakhiri perang. Pada hari yang sama Ukraina mengatakan telah merebut 1.000 kilometer persegi wilayah Kurks.
VOA - Putin mengatakan bahwa Kyiv, dalam serangan di Kursk wilayah barat daya Rusia, mungkin berusaha untuk mengacaukan kehidupan Rusia, namun gagal.
Dia mengatakan jumlah relawan yang bergabung dengan militer Rusia telah meningkat dan bertekad bahwa Rusia akan mencapai tujuan militernya.
Putin dalam sebuah pertemuan yang disiarkan di televisi dengan para pejabat tinggi keamanan dan para gubernur regional mengatakan, "Kerugian angkatan bersenjata Ukraina meningkat secara dramatis, termasuk di antara unit-unit yang paling siap tempur, unit-unit yang dipindahkan oleh musuh ke perbatasan kita. Musuh pasti akan menerima balasan yang setimpal, dan semua tujuan yang kita hadapi, tanpa diragukan lagi, akan tercapai."
Sebagian besar wilayah Rusia terhindar dari dampak langsung invasi Moskow ke Ukraina selama 2,5 tahun, namun pada hari Senin (11/8) para pejabat Rusia mendesak lebih banyak lagi penduduk di wilayah Kursk untuk mengungsi karena "situasi yang sangat mencekam" di daerah tersebut.
Pasukan Rusia masih bertahan untuk menanggapi serangan mendadak Ukraina setelah hampir seminggu pertempuran sengit.
Otoritas darurat Rusia mengatakan bahwa lebih dari 100.000 orang telah melarikan diri dari rumah mereka setelah pasukan dan persenjataan Ukraina menyeberangi perbatasan pada tanggal 6 Agustus, dan dilaporkan masuk sejauh 30 kilometer ke dalam wilayah Rusia. Ini merupakan serangan terbesar ke wilayah Rusia sejak Perang Dunia II.
Pasukan Ukraina dengan cepat meluncur ke kota Sudzha sekitar 10 kilometer (6 mil) dari perbatasan setelah melancarkan serangan. Mereka dilaporkan masih menguasai bagian barat kota, yang merupakan lokasi stasiun transit gas alam yang penting.
Kepala Angkatan Darat Ukraina, Oleksandr Syrskyi pada hari Senin (12/8) dalam laporannya kepada Presiden Volodimir Zelensky pada pertemuan dengan para pemimpin militer dan politik mengatakan,"Selama serangan kita di wilayah wilayah Kursk (Rusia), saat ini, sekitar 1.000 kilometer persegi wilayah Federasi Rusia berada di bawah kendali kita. Unit-unit kita melaksanakan tugas yang diberikan. Praktis, ada pertempuran di seluruh garis depan. situasinya berada di bawah kendali kita".
Operasi Ukraina ini berlangsung sangat rahasia, dan tujuannya masih belum jelas apakah Kyiv bermaksud merebut wilayah atau melakukan serangan dan lari. Serangan yang mengejutkan pasukan Kremlin ini terjadi ketika Rusia melanjutkan upayanya untuk menguasai wilayah di Ukraina timur.
Serangan Ukraina mengirim pukulan bagi upaya Putin yang berpura-pura bahwa kehidupan di Rusia sebagian besar tidak terpengaruh oleh perang.
Propaganda pemerintah Rusia berusaha mengecilkan serangan tersebut, menekankan upaya pihak berwenang untuk membantu penduduk di wilayah tersebut dan berusaha mengalihkan perhatian dari kegagalan militer dalam mempersiapkan serangan serta dengan cepat mengusirnya.
Penduduk Kursk merekam video yang meratapi nasib mereka yang harus mengungsi dari wilayah perbatasan, meninggalkan barang-barang mereka, dan memohon bantuan Putin. Namun, media yang dikendalikan pemerintah Rusia menutup rapat-rapat ekspresi ketidakpuasan tersebut.
Meskipun demikian, pensiunan Jenderal Andrei Gurulev, anggota majelis rendah parlemen Rusia, mengecam militer karena gagal melindungi perbatasan dengan baik.
Dia mencatat bahwa meskipun militer telah memasang ladang ranjau di wilayah perbatasan, mereka gagal mengerahkan pasukan yang cukup untuk memblokir serangan musuh.
Dalam pesannya di saluran aplikasi perpesanan ia mengatakan, "Sayangnya, kelompok pasukan yang melindungi perbatasan tidak memiliki aset intelijennya sendiri. Tidak ada yang suka melihat kebenaran dalam laporan, semua orang hanya ingin mendengar bahwa semuanya baik-baik saja."
Pasi Paroinen, seorang analis dari badan intelijen sumber terbuka Black Bird Group yang berbasis di Finlandia, dan memantau perang, mengatakan bahwa fase terberat dalam serangan Ukraina kemungkinan besar akan dimulai saat pasukan cadangan Rusia mulai memasuki medan perang.
Dia mengatakan bahwa "jika Ukraina akan maju lebih jauh dari posisi mereka sekarang, ini akan menjadi pertempuran yang sulit, tidak seperti saat-saat pembukaan serangan ini."
Kemajuan Ukraina di wilayah Rusia "menantang asumsi operasional dan strategis" pasukan Kremlin, demikian menurut sebuah penilaian pada hari Minggu malam oleh Institute for the Study of War yang berbasis di Washington.
Lembaga tersebut menggambarkan pasukan Rusia yang menanggapi serangan itu sebagai pasukan yang "tergesa-gesa dan tidak terorganisir dengan baik." [my/jm]