Qatar, berkoordinasi dengan Amerika Serikat (AS), memediasi perjanjian antara Mesir, Israel dan Hamas yang akan mengizinkan para pemegang paspor asing dan beberapa orang yang terluka parah keluar dari Gaza yang terkepung, kata seorang sumber tentang kesepakatan tersebut kepada Reuters pada Rabu (1/11).
Mereka akan diizinkan melewati perbatasan Rafah antara Mesir dan Gaza, meskipun tidak ada batas waktu berapa lama penyeberangan Rafah akan tetap terbuka untuk evakuasi, sumber tersebut menambahkan.
Perjanjian yang dicapai itu tidak terkait dengan isu-isu lain yang sedang dinegosiasikan seperti sandera Hamas, kelompok Islam Palestina yang menguasai Gaza, atau jeda yang dirancang untuk meringankan krisis kemanusiaan di wilayah kantong tersebut yang menderita kekurangan makanan, air, bahan bakar dan medis, kata sumber itu.
Israel mengerahkan pasukannya ke Gaza setelah berminggu-minggu melakukan pengeboman udara sebagai pembalasan atas serangan besar Hamas yang didukung Iran pada 7 Oktober.
Hamas mengatakan kepada para mediator bahwa mereka akan segera membebaskan setidaknya 200 sandera asing yang ditawan selama serangan terhadap Israel, kata Abu Ubaida, juru bicara sayap Brigade al-Qassam, dalam sebuah video di aplikasi Telegram pada Selasa (31/10). Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai jumlah tawanan atau kewarganegaraan mereka.
BACA JUGA: Video Hamas Tunjukkan Tiga Perempuan Israel yang DisanderaMiliter: Sembilan Tentara Israel Tewas di Gaza
Sembilan tentara Israel tewas dalam operasi tempur di Gaza pada Selasa (31/10), kata militer, sehingga jumlah total tentara yang terbunuh sejak 7 Oktober menjadi 326 orang.
Dua tentara juga terluka parah dalam pertempuran di wilayah Palestina pada Selasa (31/10), menurut militer. Israel mengobarkan peran melawan Hamas sejak kelompok tersebut melakukan serangan paling mematikan dalam sejarah Israel pada 7 Oktober.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan kematian para tentara dalam pertempuran merupakan “pukulan keras dan menyakitkan,” dan mencatat “prestasi signifikan” tentara dalam perang di Gaza.
“Kami siap dan siap untuk perang yang panjang dan kompleks,” katanya dalam pernyataan di X, sebelumnya Twitter. [ah/ft]