Qur'an Dibakar di Depan Kedubes Mesir dan Turki di Denmark

Para pengunjuk rasa dari kelompok "Patriot Denmark" berdemonstrasi di depan Kedutaan Besar Irak di Kopenhagen, Ibu Kota Denmark, Senin 24 Juli 2023. (Foto: Ritzau Scanpix/Thomas Sjoerup/via REUTERS)

Sekelompok kecil aktivis anti-Islam membakar Al-Qur’an di depan kedutaan Mesir dan Turki di Kopenhagen, Ibu Kota Denmark, Selasa (25/7). Protes serupa terjadi di Denmark dan Swedia dalam beberapa pekan ini yang membuat marah umat Islam.

Denmark dan Swedia telah menyatakan bahwa mereka menyesalkan pembakaran kitab suci umat Islam itu tetapi tidak dapat mencegahnya karena ada aturan yang melindungi kebebasan berpendapat. Pekan lalu, pengunjuk rasa di Irak membakar kedutaan Swedia di Baghdad.

Demonstrasi pada Selasa di Kopenhagen dilakukan kelompok yang disebut "Patriot Denmark." Mereka telah membakar Al-Qur’an pada Senin (24/7) dan pekan sebelumnya di depan kedutaan Irak. Dua insiden serupa telah terjadi di Swedia dalam sebulan ini.

BACA JUGA: Swedia Tarik Sementara Staf Kedutaan Irak Usai Insiden Pembakaran

Kementerian Luar Negeri Turki, Selasa, mengutuk keras "serangan berkelanjutan" terhadap Al-Qur’an. Dengan mengizinkan tindakan ini, otoritas Denmark tidak melihat "parahnya" akibat yang timbul. Turki, Senin, meminta Denmark mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah "kejahatan kebencian" terhadap Islam ini.

Bahrain memanggil kuasa usaha Swedia dan menyerahkan surat protes resmi yang melarang pembakaran Al-Qur’an di Stockholm, kata kantor berita negara itu, Selasa, mengutip Kementerian Luar Negeri.

Kementerian Luar Negeri Irak, Senin (24/7), meminta otoritas negara-negara Uni Eropa untuk "segera mempertimbangkan kembali apa yang disebut kebebasan berpendapat dan hak untuk berdemonstrasi" sehubungan dengan pembakaran Al-Qur’an.

BACA JUGA: Lagi, Pemerintah Instruksikan Dubes Sampaikan Protes Bersama OKI terhadap Pelecehan Al-Qur'an di Swedia

Kementerian Luar Negeri Mesir, Selasa, memanggil kuasa usaha Swedia untuk mengutuk penistaan Al-Qur’an.

Denmark mengutuk pembakaran itu sebagai "tindakan provokatif dan memalukan" tetapi mengatakan tidak berdaya mencegah demonstran nonkekerasan.

Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen, Selasa (26/7), mengatakan bahwa ia "melakukan pembicaraan yang konstruktif melalui telepon" dengan Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein tentang hubungan negara mereka dan pembakaran Al-Qur’an.[ka/lt]