Pengusaha miliarder Petro Poroshenko muncul sebagai kandidat utama untuk memenangkan pemungutan suara putaran pertama dalam pemilihan presiden Ukraina Minggu depan.
Pengusaha milyarder Petro Poroshenko telah muncul sebagai kandidat utama untuk memenangkan pemungutan suara putaran pertama dalam pemilu presiden Ukraina Minggu depan.
Jajak pendapat pra-pemilu menunjukkan Poroshenko yang berusia 48 tahun – yang dikenal sebagai “raja coklat” karena jaringan toko permennya – jauh mengungguli 18 kandidat lainnya, termasuk mantan perdana menteri Yulia Tymoshenko. Yulia dipenjara oleh mantan presiden Viktor Yanukovych karena tuduhan penyalahgunaan jabatan, tetapi dibebaskan setelah Yanukovych melarikan diri ke Rusia ketika warga Ukraina turun ke jalan-jalan di Kyiv untuk memprotes pemerintahannya.
Poroshenko telah menjabat sebagai menteri luar negeri dan menteri ekonomi Ukraina dalam pemerintahan sebelumnya, termasuk di bawah pemerintahan Yanukovych yang didukung RUsia. Tetapi Poroshenko menjadi penyandang dana utama demonstrasi menentang Yanukovych dan telah berjanji untuk memperbaiki hubungan negara itu dengan Rusia.
Beberapa analis mengatakan pemilu Ukraina ini adalah yang terpenting sejak negara itu merdeka dari Uni Soviet tahun 1991.
Pemilu ini diselenggarakan setelah aneksasi Rusia terhadap Semenanjung Krimea di Ukraina dan pengumuman kemerdekaan Ukraina Timur oleh kelompok-kelompok separatis serta dukungan untuk bergabung dengan Rusia. Aksi kekerasan antara pasukan keamanan dan para separatis terjadi di beberapa daerah di Ukraina Timur.
Sekitar 20 ribu warga Tatars di Krimea hari Minggu menentang larangan Rusia untuk berkumpul di lapangan tengah kota Simferopol dan menggelar acara untuk mengenang 70 tahun deportasi warga kota itu ke Asia Tengah.
Diktator Soviet Josef Stalin memerintahkan deportasi itu tahun 1944, dengan menuduh warga Tatar berkolaborasi dengan Nazi semasa Perang Dunia Kedua.
Amerika dan sekutu-sekutu Eropa telah mengingatkan Rusia bahwa mereka akan mengenakan sanksi-sanksi baru terhadap beberapa sektor ekonomi utama Rusia jika negara itu menggangu jalannya pemilu Ukraina hari Minggu mendatang.
Jajak pendapat pra-pemilu menunjukkan Poroshenko yang berusia 48 tahun – yang dikenal sebagai “raja coklat” karena jaringan toko permennya – jauh mengungguli 18 kandidat lainnya, termasuk mantan perdana menteri Yulia Tymoshenko. Yulia dipenjara oleh mantan presiden Viktor Yanukovych karena tuduhan penyalahgunaan jabatan, tetapi dibebaskan setelah Yanukovych melarikan diri ke Rusia ketika warga Ukraina turun ke jalan-jalan di Kyiv untuk memprotes pemerintahannya.
Poroshenko telah menjabat sebagai menteri luar negeri dan menteri ekonomi Ukraina dalam pemerintahan sebelumnya, termasuk di bawah pemerintahan Yanukovych yang didukung RUsia. Tetapi Poroshenko menjadi penyandang dana utama demonstrasi menentang Yanukovych dan telah berjanji untuk memperbaiki hubungan negara itu dengan Rusia.
Beberapa analis mengatakan pemilu Ukraina ini adalah yang terpenting sejak negara itu merdeka dari Uni Soviet tahun 1991.
Pemilu ini diselenggarakan setelah aneksasi Rusia terhadap Semenanjung Krimea di Ukraina dan pengumuman kemerdekaan Ukraina Timur oleh kelompok-kelompok separatis serta dukungan untuk bergabung dengan Rusia. Aksi kekerasan antara pasukan keamanan dan para separatis terjadi di beberapa daerah di Ukraina Timur.
Sekitar 20 ribu warga Tatars di Krimea hari Minggu menentang larangan Rusia untuk berkumpul di lapangan tengah kota Simferopol dan menggelar acara untuk mengenang 70 tahun deportasi warga kota itu ke Asia Tengah.
Diktator Soviet Josef Stalin memerintahkan deportasi itu tahun 1944, dengan menuduh warga Tatar berkolaborasi dengan Nazi semasa Perang Dunia Kedua.
Amerika dan sekutu-sekutu Eropa telah mengingatkan Rusia bahwa mereka akan mengenakan sanksi-sanksi baru terhadap beberapa sektor ekonomi utama Rusia jika negara itu menggangu jalannya pemilu Ukraina hari Minggu mendatang.