Aktris Indonesia Raline Shah saat ini tengah berada di Los Angeles, Amerika untuk mengambil kelas akting demi memperdalam ilmunya. Aktris yang bermain dalam film "Surga Yang Tak Dirindukan" ini mengatakan ia merasa perlu melihat potensinya di kancah internasional.
Menurut Raline, menimba ilmu di negara lain bukan berarti harus berhenti untuk juga belajar di negeri sendiri.
“Untuk di Indonesia saya juga masih merasa masih banyak yang harus saya pelajari. Dan saya sempat mengambil beberapa kursus di Yogya, dengan pemain-pemain teater di sana yang sudah senior,” ujar Raline saat ditemui oleh VOA Indonesia di Los Angeles belum lama ini.
Your browser doesn’t support HTML5
Selain bisa memperdalam ilmunya di Amerika, Raline juga berkesempatan untuk bertemu dan bersosialisasi dengan para aktor yang berasal dari berbagai negara.
“Mungkin ini kesempatan yang baik sebelum saya mengambil film saya yang berikutnya, ada waktu luang sedikit untuk belajar, dan bersosialisasi dengan aktor-aktor di sini, dan melihat bagaimana ya potensi saya sebagai aktor, apakah bisa suatu hari bisa sampai di (Amerika),” papar Raline dengan penuh semangat.
Menjelang ajang perfilman bergengsi Oscar yang diselenggarakan akhir pekan ini, tanggal 4 maret waktu Hollywood, Amerika, aktris yang baru saja menyelesaikan film laga terbarunya di Malaysia ini ikut merayakan prestasi yang berhasil dicapai oleh para peraih nominasi.
Jika beberapa tahun lalu ajang Oscar sempat dikritik oleh publik lewat kemunculan hashtag #OscarsSoWhite karena kurang adanya keragaman diantara para peraih nominasi yang didominasi oleh aktor, aktris atau sineas berkulit putih dan juga kaum pria, tahun ini keragaman ras dan gender sudah jauh lebih terlihat di dalam nominasinya.
Raline menanggapi bahwa kini dunia perfilman Hollywood memang sudah berubah, dimana sebuah peran bisa dimainkan oleh aktor dan aktris dengan latar belakang ras yang berbeda-beda.
“Dulu kan Asia itu dikotakkan, kayak laga, Jackie Chan, Chinese, martial art. Sekarang kita bisa lihat, so many different roles, roles-roles yang dulu hanya bisa dimainkan oleh American actresses, sekarang bisa dimainkan oleh aktris dari China, dari jepang, dari korea,” jelas perempuan kelahiran tahun 1985 ini.
Raline menambahkan kini lebih banyak kesempatan untuk menjadi aktor dan aktris di kancah internasional, khususnya di Amerika, karena karakter dalam film tidak terpaku dengan ras tertentu saja.
Tidak hanya keragaman ras, namun nominasi Oscar kali ini banyak diwarnai oleh kaum perempuan yang terlibat dalam penggarapan film. Tahun ini, Rachel Morrison menjadi perempuan pertama dalam sepanjang sejarah Oscar yang mendapat nominasi di kategori sinematografi terbaik atas keterlibatannya dalam film Mudbound.
Aktris Greta Gerwig tahun ini menjadi satu-satunya perempuan yang mendapat nominasi di kategori sutradara terbaik. Selanjutnya, Mary J. Blige menjadi orang pertama dalam sejarah Oscar yang mendapat nominasi di kategori akting dan musik secara bersamaan untuk film yang sama, yaitu Mudbound.
Menurut Raline, kini adalah adalah waktu yang tepat bagi perempuan untuk terjun ke dunia seni di Hollywood dan dimana pun, karena banyak sekali kesempatan yang baru.
Menanggapi kasus pelecehan terhadap perempuan di Hollywood hingga munculnya gerakan-gerakan seperti MeToo dan Time’s Up yang dipelopori oleh para bintang papan atas yang mendukung dan mengajak korban untuk buka suara, Raline mengatakan bahwa ini merupakan awal yang baik.
“Gerakan MeToo (mendukung) perempuan untuk terbuka mengenai pengalaman buruk mereka dan bagaimana kita harus saling mendukung dan berani untuk buka suara agar hal tersebut tidak terjadi lagi,” paparnya.
Ajang penghargaan Oscar yang ke-90 akan diselenggarakan di Dolby Theatre yang berlokasi di Hollywood, California. Untuk kedua kalinya, komedian Jimmy Kimmel kembali dipercaya untuk membawakan acara perfilman yang bergengsi ini.