Penutupan total Kashmir menyebabkan ratusan pekerja migran miskin mulai meninggalkan wilayah Himalaya tersebut untuk kembali ke desa-desa mereka yang jauh di India utara dan timur.
Sebagian dari pekerja migran yang memutuskan keluar dari Kashmir, hari Rabu mengeluh bahwa mereka tidak digaji sementara pasukan keamanan mulai memberlakukan pembatasan ketat perjalanan semasa akhir pekan dan meminta mereka untuk meninggalkan pekerjaan mereka.
Pihak berwenang India, yang berpenduduk mayoritas Hindu, menutup total Kashmir setelah mencabut status khusus negara bagian itu, yang mayoritas penduduknya Muslim, termasuk hak turun-temurun yang eksklusif, konstitusi yang terpisah, dan membaginya menjadi dua wilayah.
Wilayah Kashmir terbagi antara India dan Pakistan dan diklaim kedua negara. Dua negara bertetangga dan bersenjata nuklir itu sudah tiga kali berperang, dua di antaranya terkait kekuasaan atas Kashmir, sejak mereka mendapatkan kemerdekaan dari penjajah Inggris pada tahun 1947.
Pakistan hari Rabu mengumumkan, pihaknya menurunkan hubungan diplomatiknya dengan India dan menangguhkan perdagangan bilateral sebagai tanggapan atas keputusan New Delhi untuk menurunkan status khusus Kashmir.
BACA JUGA: Sengketa Kashmir, Pakistan Turunkan Tingkat Hubungan Diplomatik dengan IndiaHari Rabu, pekerja memadati stasiun kereta api di Jammu, ibukota negara bagian Jammu dan Kashmir, menunggu kereta api jurusan Uttar Pradesh, Bihar dan Jharkhand. Mereka membawa barang-barang yang dibungkus seprai.
Jagdish Mathur, seorang pekerja, mengatakan banyak orang berjalan berkilo-kilometer dan menumpang truk-truk tentara dan bus-bus dari Srinagar ke Jammu, yang berjarak 260 kilometer. "Kami kurang makan selama empat hari ini," ujar Mathur. Ia menambahkan, ia tidak punya uang untuk membeli tiket kereta yang akan membawanya pulang ke desanya di negara bagian Bihar, India timur. “Pemerintah seharusnya membantu saya.''
Surjit Singh, seorang tukang kayu, mengatakan kepada stasiun televisi New Delhi bahwa ia pulang karena pasukan keamanan India menutup Kashmir.
Setiap tahun, puluhan ribu orang melakukan perjalanan ke Kashmir dari berbagai negara bagian India untuk bekerja, terutama sebagai tukang batu, tukang kayu dan di lahan-lahan pertanian. Setiap kali situasi keamanan memburuk, mereka pulang ke rumah.
Kelompok gerilyawan sejak tahun 1989 telah memperjuangkan kemerdekaan bagi Kashmir dari India atau penyatuan dengan Pakistan. India menuduh Pakistan mempersenjatai dan melatih gerilayawan itu, tuduhan yang dibantah Pakistan.(ka/jm)