Ratusan warga Israel pada hari Minggu (17/12) menghadiri pemakaman salah seorang dari tiga sandera yang dibunuh secara tidak sengaja oleh tentara Israel (IDF).
Alon Lulu Shamriz, yang berusia 26 tahun dan berasal dari Kibbutz Kfar Azza, dibunuh bersama dua sandera lain yang juga berusia 20-an, Jumat lalu (15/12) di wilayah Shijaiyah, Kota Gaza.
Pasukan IDF di sana telah terlibat pertempuran sengit dengan Hamas.
Ketiga sandera ini termasuk di antara lebih dari 240 orang yang diculik dalam serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Israel pada 7 Oktober lalu, yang menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil.
Sekutu Dekat Israel Tingkatkan Seruan Gencatan Senjata
Pemerintah Israel kini menghadapi seruan kuat dari beberapa sekutu terdekatnya di Eropa dan juga dari para demonstran di dalam negeri, untuk melakukan gencatan senjata. Seruan ini semakin mengemuka setelah serangkaian insiden penembakan, termasuk penembakan tiga sandera yang sebelumnya telah melambai-lambaikan bendera putih. Seluruh kejadian ini menambah keprihatinan tentang sikap Israel dalam perang yang sudah berlangsung selama sepuluh minggu di Gaza.
Israel juga menghadapi tekanan untuk mengurangi operasi tempur berskala besar di Gaza ketika Menteri Pertahanan Amerika Llyod Austin melawat ke Israel pekan ini, mengingat Amerika telah dengan tegas mengatakan semakin tidak nyaman dengan jatuhnya korban sipil; meskipun masih tetap memberi dukungan militer dan diplomatik yang penting pada Israel.
BACA JUGA: Hamas Ubah Jalan-jalan Gaza Menjadi Labirin Maut bagi Pasukan Israel85% Warga Gaza Sudah Mengungsi, Lebih 19.000 Tewas
Pertempuran di darat dan udara telah menghancurkan sebagian besar wilayah utara Gaza, menewaskan ribuan warga sipil dan memaksa hampir seluruh warga di bagian utara mengungsi ke bagian selatan, yang kini juga terkepung. Banyak warga yang mengungsi ke tempat-tempat penampungan yang sudah sangat padat.
Saat ini sekitar 1,9 juta warga Palestina, atau berarti hampir 85% populasi Gaza, telah meninggalkan rumah mereka. Warga bertahan hidup hanya dengan sedikit bantuan kemanusiaan.
Israel mengatakan mulai hari Minggu ini (17/12), truk-truk bantuan PBB akan dapat memasuki Gaza dari lokasi kedua, yaitu Kerem Shalom.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang dikendalikan oleh Hamas, mengatakan lebih dari 18.700 warga tewas akibat serangan-serangan Israel ke wilayah itu. Namun data jumlah korban belum lagi dapat diperbarui sejak terjadinya pemutusan jaringan komunikasi. Angka itu juga belum mencakup ribuan korban lain yang terkubur di bawah puing-puing reruntuhan rumah dan bangunan yang dihantam Israel. [em/jm]