Amerika Serikat abstain dalam pemungutan suara hari Jumat (23/12) di Dewan Keamanan PBB mengenai resolusi yang menyerukan agar Israel menghentikan kegiatan pemukimannya di daerah Palestina yang diduduki. Absensi itu membuka jalan bagi 14 anggota lain Dewan Keamanan untuk secara bulat meloloskan resolusi itu dengan bertepuk-tangan dalam Dewan Keamanan.
Reaksi atas resolusi itu datang dengan cepat dan berbagai macam.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam pernyataan “Israel menolak resolusi anti-Israel yang tidak layak ini di PBB dan tidak akan mematuhi isinya.” Ia mengatakan “pemerintahan Obama tidak hanya gagal melindungi Israel terhadap komplotan di PBB ini, pemerintahan Obama bahkan mendukungnya di belakang layar.”
Pemimpin Israel itu mengatakan “Israel menunggu dengan harapan untuk bekerjasama dengan Presiden terpilih Trump dan dengan semua teman kami di Kongres, dari Partai Republik dan Demokrat, untuk menanggulangi pengaruh yang merusak dari resolusi yang tidak wajar ini.”
Presiden terplilih AS, Donald Trump berjanji akan melakukan perubahan di PBB, segera setelah ia memangku jabatan dan mengatakan “keadaan akan berbeda setelah tanggal 20 Januari,” hari pelantikannya menjadi presiden melalui Twitter.
Hasil pemungutan suara PBB itu mengirim “pesan jelas dan bulat” kepada Netanyahu, kata kepala perunding Palestina Saeb Erekat bahwa “kebijakanmu tidak akan mencapai perdamaian dan keamanan bagi Israel atau kawasan itu.” [gp]