Remaja Putri Hispanik di AS Masih Banyak Jalani Upacara Tradisional Quinceacera

  • Jerilyn Watson

Julissa Meza-Lopez dari Ranson, West Virginia, menjalani upacara tradisional ketika berulang tahun ke-15, yang disebut quinceacera, yaitu upacara yang menandai berakhirnya masa kanak-kanak dan dimulainya masa kedewasaan (foto: dok).

Bagi banyak remaja putri Amerika keturunan Hispanik, ulang tahun ke-15 biasanya merupakan saat yang tepat untuk menjalani upacara tradisional 'Quinceacera'.
Banyak remaja di Amerika menjalani upacara tradisional ketika mencapai usia akil balik yang melambangkan berakhirnya masa kanak-kanak. Upacara ini ada yang dilakukan pada saat ulang tahun, seperti perayaan “Sweet 16” bagi remaja perempuan, tetapi ada pula yang berdasarkan tradisi agama, budaya atau etnis.

Sebagian remaja putri lainnya, seperti Julissa Meza-Lopez dari Ranson, West Virginia, menjalani upacara tradisional ketika berulang tahun ke-15, yang disebut quinceacera, upacara keagamaan dan sekaligus pesta besar.

Julissa memutuskan untuk menjalani upacara tradisional itu ketika berusia 14 tahun, dan setelah orang tuanya mengiming-iminginya berbagai hadiah, termasuk mobil baru.

Quince adalah kata bahasa Spanyol untuk 15; jadi quinceacera adalah upacara untuk merayakan ulang tahun ke-15 yang menandai berakhirnya masa kanak-kanak dan dimulainya masa kedewasaan.

Perayaan quinceacera umum dilakukan di negara-negara berbahasa Spanyol, Portugis, Perancis, atau Creole. Banyak remaja di Amerika yang nenek moyangnya menggunakan bahasa-bahasa itu masih mengikuti tradisi tersebut.

Dalam banyak hal, Julissa hidup seperti layaknya remaja Amerika lainnya. Ia duduk di kelas dua SMA Jefferson di Shenandoah Junction, West Virginia. Nilai-nilainya bagus dan ia menyukai ilmu sosial.

Julissa juga menghormati tradisi orang tuanya yang keturunan Hispanik. Ibunya, Kelly Lopez, datang ke Amerika dengan keluarganya dari Honduras dalam dekade 1990-an. Ayahnya, Julio Meza, berasal dari El Savador. Keduanya bertemu dan menikah di wilayah Washington, DC dan menjadi warga negara Amerika. Namun, masih banyak anggota keluarga mereka yang tetap tinggal di Amerika Tengah.

Lopez mengatakan, ia sendiri tidak pernah menjalani upacara quinceacera. Namun, ia menjelaskan seberapa besar pesta quinceacera bagi puterinya itu. “Kami sudah mempersiapkannya sejak setahun lalu. Julissa menginginkan pesta quinceacera, karena semua sepupunya menjalani upacara itu,” paparnya.

Sebagai bagian dari tradisi quinceacera, Julissa menyelesaikan pelajaran agama setahun di Gereja Katolik Roma serta mengikuti upacara konfirmasi keyakinannya itu, dan setelah itu barulah dimulai perayaan quinceacera itu.

Keluarganya mengundang 150 orang kerabat dan handai taulan. Sebagian undangan datang dari Amerika Tengah. Julissa juga mengundang teman-temannya sendiri.

Pesta ulang tahun Julissa akan diadakan di ballroom Kasino Hollywood di Charles Town Races.

Tepat pada hari besar itu, sebuah mobil limousine putih membawa Julissa dan rombongannya ke pesta itu. Enam remaja putri mengenakan gaun dan enam remaja putra mengenakan tuksedo. Julissa mengenakan gaun panjang berenda lengkap dengan mahkota kecil di rambutnya.

Di Kasino Hollywood, para tamu duduk menyaksikan film video mengenai perjalanan hidup Julissa dari sejak bayi.

Sebagai bagian dari upacara quinceacera, Julissa mendatangi para tamu di meja mereka, dan mendapat hadiah. Hadiah boneka, contohnya, melambangkan mainan terakhir masa kanak-kanaknya. Sepatu berhak tinggi melambangkan langkah pertama menuju ke kedewasaan.

Setelah makan malam Julissa dan kelompok remaja yang menyertainya berdansa. Setelah itu semua tamu ikut berdansa.

Akhirnya pesta Julissa usai. Ayahnya merasa puas dengan perayaan itu dan mengatakan, “Semuanya berjalan mulus. Saya senang berhasil melakukannya. Semua orang menikmati acara itu. Julissa patut dipestakan seperti itu, karena ia anak yang sangat baik.”

Sebagian orang mengecam acara-acara seperti quinceacera sebagai pemborosan uang yang sesungguhnya bisa digunakan untuk pendidikan, dan pada saatnya biaya pernikahan. Namun Julio Meza mengatakan dalam tradisi di negaranya, keluarga pihak perempuan tidak membayar pesta pernikahan.

Julissa punya jawaban jitu atas kecaman terhadap quinceacera. Ia mengatakan, “Kenangan indah yang tak terlupakan.”