Pemilu Sela, Partai Republik Optimis akan Kuasai Senat AS

  • Jim Malone

Faksi Republik yakin kendali atas lembaga Senat AS ada dalam jangkauan mereka dalam pemilu sela mendatang (foto: ilustrasi Senat AS).

Satu bulan menjelang pemilu sela Kongres Amerika, pihak Republik yakin kendali atas kedua lembaga Kongres ada dalam jangkauan mereka.

Hasil dari sejumlah pemilihan penting untuk meraih kendali partai di Senat AS tahun depan, dan pada gilirannya akan berdampak penting pada masa jabatan dua tahun terakhir Presiden Obama.

Rendahnya popularitas Presiden Obama dan kekhawatiran pemilih berkelanjutan mengenai ekonomi melapangkan jalan bagi kinerja bagus partai Republik pada pemilihan Kongres tanggal 4 November.

Analis politik, Charlie Cook mengatakan bahwa beberapa Senator dari Partai Demokrat menjauhkan diri mereka dari presiden dan berharap bisa mempertahankan kursi Senat dalam persaingan yang ketat bulan November mendatang.

"Apa sebenarnya makna pemilu sela, khususnya pemilu sela pada masa jabatan kedua Presiden ? Ini merupakan referendum terhadap presiden. Ini merupakan situasi buruk bagi pihak Demokrat," ulas Cook.

Para analis sepakat pihak Republik mempunyai keuntungan politik tahun ini hanya dua tahun setelah Presiden Obama memenangkan pemilihan kembali. Sebagian besar pakar memperkirakan pihak Republik akan mempertahankan atau memperbesar mayoritas mereka di DPR.

Pertanyaannya adalah apakah momentumnya cukup besar untuk partai Republik pada bulan November sehingga mampu meraih enam kursi yang dibutuhkan untuk memenangkan mayoritas di Senat.

Analis opini publik, Karlyn Bowman dari American Enterprise Institute mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahuinya.

"Saya tidak yakin kita akan menyaksikan gelombang pemilih besar yang menguntungkan pihak Republik. Jelas mereka akan meraih beberapa kursi di DPR. Mereka akan meraih kursi di Senat tapi apakah cukup untuk menguasai Senat, saya kira masih terlalu dini," ujar Bowman.

Namun makin banyak pakar yang yakin pihak Republik punya kesempatan lebih baik untuk mengambil alih Senat, termasuk diantaranya, John Fortier dari Pusat Kebijakan Bipartisan di Washington.

Ia mengatakan, "Pemilu sela cenderung merupakan pemilu partai Republik. Lebih banyak pemilih pihak Republik yang datang ke TPS. Pemilu ini lebih kecil jika dibandingkan pemilu presiden. Dan karena alasan tersebut saya rasa arahnya akan menguntungkan Partai Republik. Pertanyaannya menurut saya adalah apakah kecenderungan itu cukup untuk meraih kendali Senat."

Tapi ahli strategi Partai Republik Neil Newhouse termasuk di antara mereka yang menyerukan agar berhati-hati. Ia memperkirakan kemenangan Partai Republik pada bulan November tapi perjuangan untuk menguasai Senat akan berlanjut sampai hari pemilu.

"Jalan kita masing sangat panjang. Banyak hal yang bisa terjadi dalam persaingan ini. Kekuasaan di Senat belum diputuskan," kata Newhouse.

Sebagian pihak Demokrat terbukti tangguh. Senator Kay Hagan sedikit unggul di North Carolina, salah satu dari sejumlah kecil negara bagian yang akan menentukan partai mana yang memenangkan mayoritas Senat pada Januari mendatang.

Polster dari Partai demokrat, Stan Greenberg tampak lebih optimis dan ia mencatat beberapa kemajuan pada peringkat Presiden Obama dalam jajak pendapat baru-baru ini, sebagian berkat ikhtiarnya untuk memburu militan ISIS di Irak dan Suriah.

"Kita akan melihat apa yang terjadi dengan ISIS dan Suriah serta Irak dan itu mungkin alasan bagi naiknya popularitas Presiden Obama secara nasional," ungkap Greenberg.

Dampak pemilu ini sangat besar bagi Presiden Obama. Menghadapi mayoritas pihak Republik baik di DPR maupun Senat akan menyulitkan pengesahan RUU dan memperoleh konfirmasi calon pejabat pemerintah selama dua tahun terakhir masa kepresidenannya.