Ribuan orang memadati ibu kota Mali, Jumat (21/8), dalam unjuk rasa untuk mendukung junta militer yang memaksa pengunduran diri Presiden Ibrahim Keita dan pembubaran pemerintah awal pekan ini.
Demonstran di Bamako sebagian mengibarkan spanduk yang memuji Komite Nasional untuk Penyelamatan Rakyat, nama yang dibuat oleh junta itu sendiri, yang juga mengecam Komunitas Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) karena mengutuk kudeta dan menutup perbatasan Mali dengan 14 negara tetangga anggota blok di wilayah itu.
Keita dan sedikitnya selusin pejabat lain ditangkap pada hari Selasa (18/8) oleh anggota militer dan dibawa ke fasilitas pelatihan perwira militer di kota Kati, sekitar 15 kilometer dari ibu kota. Keita, yang mengumumkan pengunduran dirinya malam itu di televisi nasional, dipindahkan kembali ke ibu kota, di mana ia ditempatkan dalam tahanan rumah.
Pemimpin berusia 75 tahun yang digulingkan itu diizinkan bertemu dengan dokter pribadinya, kerabatnya, dan dengan pejabat misi PBB di Mali.
PBB, Uni Afrika, Uni Eropa, dan banyak komunitas internasional lainnya mengutuk penggulingan Keita. [ps/pp]