Ribuan penduduk desa etnis Karen di Myanmar, siap menyeberang ke Thailand, jika seperti yang diperkirakan pertempuran meningkat antara tentara Myanmar dan pemberontak Karen.
Pemberontak Karen dan tentara Myanmar bentrok di dekat perbatasan Thailand dalam beberapa pekan sejak 1 Februari, ketika para jenderal Myanmar menggulingkan pemerintah yang dipimpin oleh pemimpin demokrasi Aung San Suu Kyi, sehingga penduduk desa mengungsi ke kedua sisi perbatasan.
"Orang-orang mengatakan Burma akan datang dan menembak kami, jadi kami lari ke sini," kata Chu Wah kepada Reuters. Penduduk desa Karen mengatakan, ia menyeberang ke Thailand bersama keluarganya minggu ini dari kamp pengungsi Ee Thu Hta di Myanmar.
"Saya harus melarikan diri ke seberang sungai," kata Chu Wah, mengacu pada Sungai Salween yang menjadi perbatasan di daerah itu.
BACA JUGA: Pasukan Karen Berpatroli di Pangkalan Militer MyanmarKaren Peace Support Network atau Bantuan Perdamaian Karen mengatakan, ribuan penduduk desa berlindung di sisi Myanmar dari Salween dan mereka akan melarikan diri ke Thailand jika pertempuran meningkat.
"Dalam beberapa hari ke depan, lebih dari 8.000 orang Karen di sepanjang Sungai Salween akan mengungsi ke Thailand. Kami berharap tentara Thailand akan membantu mereka melarikan diri dari perang," kata kelompok itu dalam sebuah posting di Facebook.
Pejuang Karen pada hari Selasa (27/4) menyerbu unit tentara Myanmar di tepi barat
Salween dalam serangan fajar. Karen mengatakan 13 tentara dan tiga pejuang mereka tewas. Militer Myanmar membalas dengan serangan udara di beberapa daerah dekat perbatasan Thailand. [pp/ft]